20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

“Sudahlah kau tak usah bersedih lagi,” bisik Boe Kie. “Sekarang aku sudah mengerti<br />

semuanya.”<br />

“Sedari kecil, aku sudah melihat kekuatiran ibu,” kata pula Siauw Ciauw. “Siang malam ia tak<br />

tentram. Belakangan ia menyamar sebagai nenek yg bermuka jelek ia mengirim aku kepada<br />

lain keluarga dan hanya menengok aku setahun sekali atau dua tahun sekali. Kongcoe kalau<br />

kau dan yang lain2 tidak menghadapi kebinasaan, jangankan menjadi Kauwcoe sekalipun<br />

menjadi ratu Persiaa aku pasti akan menolak.”<br />

Sehabis berkata begitu, ia menangis pula dengan badan bergemetara.<br />

“Siauw Ciauw!” mendadak terdengar bentakan Tay Kie diluar kamar. “Jika kau<br />

mengantarkan jiwanya Kongcoe.”<br />

Bagaikan dipagut ular, si nona memberontak dari pelukan Boe Kie dan melompat mundur.<br />

“Kongcoe, jangan ingat2 aku lagi,” katanya dengan suara parau. “In Kouwhie telah mengikuti<br />

ibu dalam banyak tahun dan ia sangat mencintai kau. Ia akan menjadi seorang istri yg<br />

budiman.”<br />

“Siauw Ciauw,” bisik Boe Kie. “<strong>Mar</strong>i kita menerjang keluar dan membekuk satu dua Po soe<br />

ong. Kita bisa paksa mereka untuk mengantarkan kita ke Leng coa to.”<br />

Si nona menggelengkan kepala, “Sekarang mereka sudah berjaga2,” katanya. “Tubuh Cia<br />

Tayhiap dan Tio Kouwnio ditandalkan senjata. Kalau kita bergerak, mereka binasa.” Seraya<br />

berkata begitu, ia membuka pintu berdiri Tay Kis yg punggungnya dituding dengan dua<br />

pedang oelh dua orang Persia. Kedua orang itu membungkuk, tapi pedang mereka tidak<br />

berkisar dari punggung Cie San Liong Ong.<br />

Denga diikuti Boe Kie, si nona berjalan keluar. Benar saja mereka melihat, bahwa Cia Soen<br />

dan lain2 berada dibanwah ancaman senjata.<br />

“Kongcoe,” kata Siauw Ciauw, aku akan memberikan kau obat untuk mengobati luka In<br />

Kouwnio.” Ia lalu berbicara dalam bahasa Persia dan Kong tek ong segera mengeluarkan<br />

sebotol obat luar yg lalu diserahkan kepada Boe Kie.<br />

“Aku akan memerintahkan orang untuk mengantar kalian pulang ke Tiong Goan,” kata pula si<br />

nona. “Sekarang saja kata berpisahan. Kongcoe, badan Siauw Ciauw berada di Persia, hatinya<br />

tetap bersama2 kau. Siang dan malam aku berdoa supaya kau selalu sehat segala pekerjaan<br />

bisa berjalan lancar…” Ia tak dapat meneruskan perkataannya.<br />

“Kau berada disarang harimau, jagalah dirimu baik2,” kata Boe Kie.<br />

Si nona mengangguk dan lalu memerintahkan orang untuk menyediakan perahu.<br />

Sesudah Cia Soen, In Lee, Tio Beng dan Cie Jiak turun ke perahu, Siauw Ciauw segera<br />

memulangkan To Liong to Ie Thian Kiam dan enam Seng hwee leng kepada Boe Kie. Sambil<br />

tertawa sedih, ia mengangkat tangan sebagai tanda perpisahan. Boe Kie berdiri terpaku, ia<br />

tdiak bisa mengeluarkan sepatah kata. Selang beberapa saat dengan hati seperti tersayat pisau<br />

ia melompat turun keperahu.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1113

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!