20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Mendengar keterangan itu, bukan main kagetnya Yo Siauw dan yang lain2, sedang Boe Kie<br />

hampir berteriak. Pemuda itu lantas saja ingat penuturan ayah angkatnya pada suatu malam di<br />

pulau Peng Hwee to. Pada waktu itu Cia Soen menceritakan cara bagaimana gurunya telah<br />

<strong>membunuh</strong> semua anggota keluarganya, cara bagaimana untuk memaksa keluarnya guru itu,<br />

ia telah <strong>membunuh</strong> banyak orang gagah dalam Rimba persilatan dan cara bagaimana sesudah<br />

ia melukai pendeta suci Kong kian. Seng koen tidak menepati janji untuk munculkan diri.<br />

Tiba2 Boe Kie tersadar dan berkata didalam hatinya. Tak bisa salah lagi, pada waktu itu<br />

bangsat tua Seng Koen telah mengangkat Kong kian Seng ceng pendeta suci kian- sebagai<br />

guru. Untuk menghilangkan permusuhan itu, pendeta suci itu rela menerima 13 pukulan Cit<br />

Siang koen dari Giehoe. Siapa nyana Seng Koen malah sudah mendustai gurunya sendiri,<br />

sehingga Kong kian Taysu meninggal dunia dengan penasaran.<br />

Mengingat sampai disitu, Boe Kie lantas saja iangat perkataannya sendiriyang diucapkan pada<br />

malam itu. Giehoe, orang yang membinasakan seantero keluargamu bernama Hoen goan Pek<br />

lek chioe, bukan? Baiklah, Boe Kie akan mengingat nama itu. Dibelakang hari, anak tentu<br />

akan mewakili ayah untuk membalas sakit hati.<br />

Dengan gusar, ia kemudian berkata didalam hati. Kalapnya Giehoe sehingga ia sering<br />

<strong>membunuh</strong> orang yang tidak berdosa, kedatangan dan desakan berbagai partai di Boe Tong<br />

san sehingga kedua orang tuaku terpaksa <strong>membunuh</strong> diri semua adalah gara2nya bangsat tua<br />

Seng Koen.<br />

Makin diingat, darah pemuda itu makin meluap. Tiba2 ia merasa sekujur badannya panas,<br />

seperti dibakar. Karung Kian Koen It Khie tay dari Swee Poet Tek tertutup rapat dan hawa<br />

udara tidak bisa keluar masuk. Menurut pantas, sesudah berdiam dalam karung begitu lama,<br />

Boe Kie sebenarnya sudah mesti mati. Tapi ia kerena memiliki lweekang yang sangat tinggi<br />

dan hawa yang dikeluarkan dari pernafasan sangat sedikit, maka ia masih dapat<br />

mempertahankan diri. Tapi sekarang, dalam gusarnya, Cioe yang Cin khie (hawa tulen Kioe<br />

Yang) tak dapat dikuasai lagi dan lalu mengamuk hebat. Beberapa saat kemudian, ia merasa<br />

badannya seperti masuk dalam perapian, sehingga ia mengeluarkan teriakan keras.<br />

Saudara kecil! bentak Cioe Tian, Kita semua tengah menghadapi kebinasaan dan sama2<br />

menanggung penderitaan hebat. Tapi seorang yang gagah tidak boleh memperlihatkan<br />

kelemahannya dan berteriak2 seperti kau.<br />

Benar! kata Boe Kie yang lalu menentramkan jalan pernafasannya dengan ilmu yang terdapat<br />

dalam Kioe yang cin keng. Biasanya ilmu itu bermanfaat sekali. Tapi kini, usahanya gagal.<br />

Tulang2nya sakit dan jalan darah diseluruh tubuhnya seperti juga ditusuk dengan jarum2<br />

ribuan yang panas.<br />

Mengapa bisa begitu?<br />

Biarpun telah melatih diri selama beberapa tahun dan biarpun Kioe yang cin keng merupakan<br />

salah satu kitab silat terlihay di kolong langit, tapi dalam mempelajari kitab tersebut, Boe Kie<br />

tidak mendapat bimbingan guru yang pandai. Ia belajar hanya dengan meraba2. Maka itu,<br />

Kioe yang cin khie yang makin lama makin bertambah didalam badannya, tidak dapat<br />

disalurkan olehnya, karena ia berada didalam karung. Disamping itu, totokan It im cie<br />

merupakan salah satu ilmu yang paling beracun dalam rimba persilatan. Bagi Boe Kie,<br />

totokan itu seakan2 setengah obat pasang yang disulut sumbunya. Celakanya, sebab berada<br />

didalam karung, hawa cin kie yang keluar dari pernafasannya tak bisa buyar dan balik<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 708

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!