20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Suasana teriakan jadi makin ramai.<br />

Sekonyong2 ua orang lain masuk ke kamar. Yo Siauw mengenali, bahwa yg diselah depan<br />

adalah Cian Kie Hoe Soe (wakil pemimpin) dari Ang Soei Kie. Ia terluka berat, lengannya<br />

putus sebatas bahu dan mukanya pucat pasi. Orang yg mengikuti dibelakangnya juga<br />

berlumuran darah.<br />

Meskipun berada dalam keadaan setengah mati, wakil pemimpin itu bersikap tenang dan<br />

sambil membungkuk, ia berkata, "Thio tayhiap, Yo Co soe, Wie Hiat ong, musuh yang<br />

menyerang kita terdiri dari Kie Keng pang, Hay see pay, Sin koen boen dan lain2."<br />

Alis Yo Siauw berkerut dan ia mengeluarkan suara di hidung, "Hm... kawanan setan kecil itu<br />

jg berani menghina kita?" katanya.<br />

"Yang menjaid kepala adalah seorang Hoan ceng dari See Hek," menerangkan Ciang Kie Hoe<br />

Soe. "Dia berkepandaian sangat tinggi dan menggunakan Ie thian kiam...." (Hoan ceng dari<br />

Seee hek - Pedeta asing dari daerah barat).<br />

Mendengar "Ie thian kiam", hampir berbarengan Boe Kie, Yo Siauw dan Wie It Siauw<br />

mengeluarkan seruan tertahan.<br />

"Apa benar Ie thian kiam?" tanya Yo Siauw, "Apa kau tak salah lihat?"<br />

"Selagi aku bertempur, saudara Ong ini berada disampingku, memegang obor," jawabnya.<br />

"Aku pasti tidak salah lihat. Dengan sekali, pendeta itu memutuskan golok dari lenganku. Aku<br />

dapat membaca huruf "Ie thian" pada pedang itu. Tak bisa salah lagi."<br />

Waktu bicara sampai disitu, kelima Ngo Sian Jie Leng Kiam, Tiat Koen Tan Jin Thio Tiong,<br />

Pheng Eng Giok, Swee Poet Tek dan Cioe Tian masuk dengan digotong oleh beberapa orang.<br />

"Kurang ajar! Betul2 kurang ajar!" teriak Cioe Tian. "Kay pang bersama Sam boen pang dan<br />

Boe San pang jg turut menyerang. Sebegitu lama masih bernyawa aku tak akan menyudahi<br />

sakit hati ini..." belum habis ia bicara, dengan bertongkat In Thian Ceng dan In Ya Ong turut<br />

masuk kedalam kamar.<br />

"Boe Kie, kau tidur saja disini," kata sang kakek. "Bangsat! Segala partai cilik seperti Ngo<br />

Beng to dan Toan Hoen chio jg berani datang kemari. Aku mau lihat apa yang bisa diperbuat<br />

mereka."<br />

"Dilihat begini musuh yang menyerang bukan kecil jumlahnya," kata Yo Siauw, "Sayang,<br />

sungguh sayang kita masih belum bisa bergerak."<br />

Diantara tokoh2 itu, dalam kalungan Beng Kauw. Yo Siauw berkedudukan paling tinggi<br />

dalam Peh Bie Kauw, In Thian Ceng menjadi Kauw Coe sedang Pheng Bug Giok dikenal<br />

sebagai jago yang terkenal budi. Selama hidup mereka sudah kenyang mengalami gelombang<br />

hebat. Dengan kepandaian dan kebijaksanaan mereka selalu bisa lulus dari ujian dengan<br />

selamat. Tapi sekarang mereka menghadapi jalanan buntu. Sedang semua jago terluka hebat,<br />

musuh yang berjumlah besar datang menyerang. Apa yang harus diperbuat mereka?<br />

Kemungkinan satu satunya adalah dibasmi musuh.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 816

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!