20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

tajam tidak dapat berbuat banyak terhadap yang tumpul. Dengan memukul badan pedang<br />

maka boleh dikatakan Boe Kie sudah berhasil menangkap jiwa Thay Kek Kiam Hoat.<br />

Tadi waktu memberikan pelajaran yang diturunkan Thio Sam Hong ialah jiwa atau intisari<br />

dari Thay Kek Kiam Hoat, tapi bukan justru ilmu pedang itu. Maka itulah, sesudah Boe Kie<br />

bisa menyelami intisari daripada ilmu pedang itu dan bisa menggunakan secara bebas, wajar<br />

dengan segala perubahan-perubahannya yang bermacam-macam. Dalam otak masih teringat<br />

sejuru dua dari apa yang dilihatnya, maka kelancaran itu akan terganggu. In Thian Ceng dan<br />

Yo Siauw mengerti prinsip tersebut, tapi Cioe Tian yang ilmunya masih agak cetek, sudah<br />

jadi kebingungan.<br />

Suara bentrokan senjata makin lama makin gencar. Dengan jurus-jurus luar biasa, dengan<br />

Lwee Kang yang dahsyat dan dengan senjata mustika. Phoei Tong Peng mengirim seranganserangan<br />

berantai bagaikan hujan dan angina. Sinar hijau berkelebat-kelebat tak ada hentinya<br />

dan hawa dalam Sam Ceng Tian berubah dingin. Boe Kie melayani dengan hati-hati dan<br />

tenang. Dalam membela diri atau balas menyerang, pedang kayunya membuat lingkaranlingkaran,<br />

lingkaran besar, dan kecil. Lingkara itu seolah-olah benang sutra yang berputarputar<br />

dan untuk menggulung Ie Thian Kiam. Makin lama jumlah benang sutera jadi makin<br />

banyak. Sesudah bertempur dua ratus jurus lebih, kelincahan Ie Thian Kiam mulai berkurang.<br />

Phoei Tong Peng merasa, bahwa berat pedang selalu bertambah, dari lima menjadi enam kati,<br />

tujuh, delapan, sepuluh dua puluh.<br />

Si kakek sekarang bangun, ia mengeluarkan keringat dingin. Tiga ratus jurus sudah lewat.<br />

Tapi ia belum juga bisa merampas pedang lawan yang terbuat dari pada kayu. Itulah kejadian<br />

yang belum pernah dialami. Pihak lawanm seperti juga melepaskan jala raksasa yang makin<br />

lama jadi makin kecil. Berulang kali Phoei Tong Peng menukar ilmu pedang, tapi ita tetap<br />

tidak dapat kemajuan. Terus menerus Boe Kie membuat lingkaran-lingkaran di antara<br />

penonton, kecuali Thio Sam Hong seorang, tak satupun yang bisa melihat tegas apa dia<br />

sedang menyerang atau membela diri. Pada hakikatnya Thay Kek Kiam Hoat hanya terdiri<br />

daripada lingkaran-lingkaran besar, kecil, miring, berdiri rata dan sebagainya, sehingga jika<br />

orang ingin berbicara tentang jurus ilmu pedang itu hanya terdiri dari satu jurus lingkaran.<br />

Tapi dalam jurus tunggal itu terdapat perubahan-perubahan yang tiada habisnya.<br />

Sekonyong-konyong Phoei Tong Peng membentak keras, kumis atau alisnya berdiri dan Ie<br />

Thian Kiam menyambar dada Boe Kie. Itulah serangan yang disertai dengan seantero te<strong>naga</strong><br />

dalam. Boe Kie membalik senjata dan coba menangkis. Mendadak si kakek memutar sedikit<br />

pergelangan tangannya merampas dari samping. Kres pedang kayu itu putus enam dim dan Ie<br />

Thian Kiam meluncur terus ke dada Boe Kie.<br />

Boe Kie terkesiap. Tapi dalam bahaya, ia tidak jadi bingung. Secepat kilat, telunjuk dan jari<br />

tengah tangan kirinya menjepit badan Ie Thian Kiam sedang tangan kanannya membabat<br />

lengan kanan musuh dengan pedang bunting. Biarpun kayu, tapi ia sebab membacok dengan<br />

te<strong>naga</strong> Kioe Yang Sin Kang sampai hati untuk menyerang pula dan merampas pedang<br />

mustika itu.<br />

Dengan tangan kiri mencekal Ie Thian Kiam Boe Kie seperti juga jepitan besi. Dalam keadaan<br />

begitu, jalan satu-satunya untuk menyelematkan lengan kanannya dari bacokan ialah<br />

melepaskan Ie Thian Kiam dan melompat mundur. lepas! bentak Boe Kie sambil menggigit<br />

gigi dengan nekat si kakek yang bandel membetot lagi. Kres! lengan itu terbabat putus dan<br />

terus meluncur jatuh!<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 907

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!