20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

dan mengayun tangannya. Kedua tangan kebentrok tanpa mengeluarkan suara. Te<strong>naga</strong> Yang<br />

Kong (te<strong>naga</strong> keras) dari Boe Kie telah dipunahkan seluruhnya oelh Im jioe (te<strong>naga</strong> lembek)<br />

dari orang itu. Dia tidak berani menyerang lagi. Dengan meminjam te<strong>naga</strong> pukulan Boe Kie,<br />

tubuhnya melesat beberapa tombak dan kemudian menghilang ditempat gelap.<br />

“Siapa dia?” tanya Tio Beng dengan suara kaget.<br />

Boe Kie tidak menjawab. Ia merogoh saku dan mengeluarkan bibit api, tapi tidak bisa<br />

menyalakannya karena basah. Ia tahu bahwa pundaknya tertancap pisau dan sebab kuatir<br />

pisau itu beracun, ia tidak berani lantas mencabutnya. “Lekas nyalakan lampu,” katanya<br />

kepada Tio Beng.<br />

Si nona pergi ke dapur, mengambil bibit api dan menyulut sebuah lampu minyak lalu melihat<br />

pisau yang tertancap di pundak Boe Kie, ia kaget tak kepalang. Boe Kie sendiri merasa lega<br />

sebab mendapat kenyataan, bahwa pisau itu, atau lebih benar golok pendek tidak beracun.<br />

“Tak apa, hanya diluar,” katanya seraya mencabut pisau itu.<br />

Tiba-tiba ia lihat Touw Pek Tong dan Ek Sam Nio duduk bersandar disatu sudut.<br />

Tanpa memperdulikan darah yang mengucur dari lukanya, ia memburu kesitu. Ia terkejut<br />

sebab kakek dan nenek itu sudah jadi mayat.<br />

“Waktu aku keluar, mereka masih segar bugar,” kata Tio Beng.<br />

Boe Kie manggut2kan kepalanya. Sesudah si nona membalut lukanya, ia memeriksa golok itu<br />

ternyata adalah senjatanya suami istri Touw. Ia pun mendapat kenyataan, bahwa di tiang, di<br />

meja dan di lantai tertancap golol2 semacam itu. Rupanya musuh telah bertempur dengan<br />

suami istri Touw dan kedua suami istri itu menggunakan semua senjatanya, barulah ia turun<br />

tangan.<br />

“Orang itu berkepandaian sangat tinggi!” kata Tio Beng.<br />

Boe Kie mengangguk, mengingat pengalamannya yang tadi ia bergidik. Biarpun ia hanya<br />

bertempur satu dua gebrakan pertempuran itu hebat luar biasa dan dapat dikatakan hanya dari<br />

lubang jarum. Kalau tadai, didalam kegelapan ia tdiak menduga, bahwa musuh bakal coba<br />

mengorek matanya, maka sekarang ia dan Tio Beng tentu sudah menjadi mayat. Ia lalu<br />

memeriksa jenazah Touw Hok Tong Ek Sam Nio. Beberapa puluh tulang dada kakek dan<br />

nenek hancur remuk. Bahkan tulang dibagian punggungnya juga turut patah. Itulah akibat dari<br />

pukulan yang sangat lihai.<br />

Boe Kie sudah sering bertempur melawan musuh2 tangguh dan pernah mengalami macam2<br />

bahaya. Tapi sebuah pengalaman itu belum ada yang menyamai hebatnya bahaya seperti<br />

gebrakan digubuk suami istri Touw itu. Malam itu, dua kali ia bertempur. Yang pertama<br />

pertempuran dahsyat melawan tiga tokoh persilatan kelas utama. Tapi kalau dibandingkan<br />

dengan pertempuran kedua yang memakai waktu yang sangat singkat, pertempuran yang<br />

kedua lah yang lebih berbahaya.<br />

“Siapa dia?” tanya Tio Beng.<br />

Boe Kie tidak menjawab. Ia hanya menggelengkan kepala.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1313

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!