20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Boe Kie terkejut dan berbareng ia melihat segala apa yg semula gelap baginya. "Ah! Kalau<br />

begitu ia putrinya Koekoe dan saudari sepupuku," pikirnya. "Ia telah <strong>membunuh</strong> ibu tirinya,<br />

menyebabkan meninggalnya ibu kandungnya sendiri dan ia mengatakan, bila bertemu<br />

ayahnya, akan <strong>membunuh</strong> dirinya.... Ah! Ia membinasakan In Boe Lok dengan Cian coe Ciat<br />

hoe cioe. Mungkin sekali ketiga orang itu pernah menyakiti hatinya. Biarpun membenci In<br />

Boe Hok dan In Boe Sioe tidak berani melawan dia dan lari dengan membawa mayat Boe<br />

Lok...." Ia mengawasi si nona dan berkata pula dalam hatinya. "Tak heran ia agak mirip<br />

dengan ibu. Tak dinyana, ibuku adalah bibinya sendiri."<br />

Sementara itu, seraya tertawa dingin In Ya Ong berkata. "Hm!... kau masih memanggil aku<br />

'thi'. Kukira sesudah mengikuti Kim hoa Popo, kau tak memandang sebelah mata lagi kepada<br />

Peh Bie kauw. Kau tiada bedanya denagn ibumu. Hm!... mempelajari Ciaon coe ciat hoe cioe.<br />

Ambillah kaca pandang mukamu yg tak keruan macam. Apakah didlm keluarga In ada<br />

manusia yg beroman seperti memedi?"<br />

Coe Jie ketakutan dan menggigil. Tiba2 ia mendongak dan menatap wajah ayahnya. "Thia"<br />

katanya dengan nyaring. "Jika kau tak menyebutkan kejadian dahulu hari, akupun takkan<br />

menggusik usiknya. Tapi sesudah kau menyebutkan itu, kini aku ingin menanya. Ibu telah<br />

menikah denganmu dan telah merawat engkau sebagai mana mesti. Tapi kenapa kau<br />

mengambil istri kedua?"<br />

"Kurang ajar kau!" bentak sang ayah. "Orang lelaki manakah yang tak mempunyai beberapa<br />

istri dan gundik? Kau berdosa besar... tak guna kau coba membela diri dengan pertanyaan2<br />

kurang ajar... hm... Kim hoa Popo... Gin hip Sian Seng... sedikit pun kau tak memandang mata<br />

kepada Peh bie kauw". Sambil menengok kepada In Boe Hok dan In Boe Sioe, ia berkata,<br />

"Bawa budak ini!"<br />

"Tahan!" kata Boe Kie. "In... Cian pwee, perlu apa kau membawa dia?"<br />

"Budak ini adalah anakku sendiri," jawabnya dengan mendongkol. "Dia meracuni ibu tirinya<br />

sehingga mati dan diapun menyebabkan matinya ibu kandungnya sendiri. Perlu apa manusia<br />

binatang itu dibiarkan hidup didalam dunia?"<br />

"Waktu itu In Kouwnio masih sangat muda dan sebab jengkel melihat ibunya dihina orang. Ia<br />

sudah melakukan perbuatan yg tak pantas," kata pula Boe Kie. Dengan mengingat kecintaan<br />

antara ayah dan anak, aku mengharap Cianpwee suka mengampuninya."<br />

In ya Ong tertawa terbahak2. "Bocah! Siapa sebenarnya kau, sehingga kau berani campur2<br />

urusan rumah tanggaku? Apakah kau seorang Boe Lim Cie Coen?"<br />

Didalam hati Boe Kie ingin menjawab, "Aku bukan orang luar, aku keponakanmu," tapi<br />

perkataan itu yang sudah hampir keluar ditelan lagi.<br />

Sesudah berdiam sejenak, In Ya Ong berkata pula, "Bocah secara mujur, hari ini jiwamu<br />

ketolongan. Tapi jika kau tidak mengubah adat, jika kau terus coba2 campur urusan orang,<br />

biarpun kau mempunyai sepuluh jiwa juga tak cukup." Ia mengibas tangannya dan In Boe<br />

Hok serta In Boe Siong segera mengangkat Coe Jie dan menaruhnya dibelakang In Ya Ong.<br />

Boe Kie mengerti, bahwa begitu lekas si nona dibawa oleh ayahnya, jiwanya pasti akan<br />

melayang. Dalam bingungnya, ia melompat merampasnya. Alis In Ya Ong berkerut. Bagaikan<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 677

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!