20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

dengar kata Kalau dipukul oleh sipemilik dapur, ia sama sekali tidak melawan. Berkat<br />

Lweekangnya yang sangat kuat, ia sekarang tidak takut lagi segala pukulan. Dengan sabar ia<br />

berlatih terus. Sesudah merasa, bahwa kepandaiannya berada diatas semua pendeta Siawlim<br />

sie, pada hari ujian silat, dihari Tiongcoe, barulah ia turun tangan.<br />

Sakit hati yang sadah didendam belasan tahun lamanya, menanam rasa benci terhadap semua<br />

pendeta Siauwlimsie, didalam lubuk hatinya, maka itu ia sudah menyerang tanpa sungkan2<br />

lagi.<br />

Sesudah mengetahui sebab musabab kejadian itu, Koawti Siansoe tertawa dengan seraya<br />

berkata, "Aku sungguh merasa kagum akan kegiatanmu itu." Ia turun dari mimbar dan satu<br />

pertempuran hebat lantas saja terjadi. Pada masa itu, Kouwtie adalah orang yang<br />

berkepandaian paling tinggi di-kuil Siauwlimsie.<br />

Mereka berdua segera serang menyerang dengan menggunakan ilmu2 pukulan yang paling<br />

hebat dan dalam tempo cepat, mereka sudah bertempur kurang lebih 500 jurus.<br />

Semakin lama pertempuran semakin hebat, sehingga mencapai sesuatu titik yang sangat<br />

berbahaya. Pada saat itu, karena mengingat jerih payahnya si Touw to untuk memiliki<br />

kepandaianya yang begitu tinggi, dalam hati Kouw tie muncul perasaan sayang dan kasihan.<br />

Maka itu, sambil mementang kedua tangannya, ia membentak. "Mundurlah!"<br />

Tapi sungguh sayang, si Tauw to salah tampah maksud orang yang baik. Ia menduga, bahwa<br />

dengan mementang kedua tangannya, Kouw tie Siansoe ingin menyerang dengan Sin ciang<br />

Pat ta (Delapan pukulan Tangan Malaikat), salah satu ilmu terlihay dari Siauw lim sie. Ia<br />

ingat, bahwa waktu berlatih dengan ilmu itu, seorang murid Tat mo tonG pernah mematahkan<br />

satu balok kayu dengan pukulan kedua tangannya. Maka ita, ia tahu hebatnya Sin ciang Pat ta.<br />

Biar bagaimanapun juga, biar memiliki kepandaian tinggi tapi karena ia belajar dengan<br />

mencuri dan tidak mendapat petunjak guru yang pandai, maka ia masih belum bisa<br />

menyelami ilmu Siauw lim pay sampai didasarnya.<br />

Ia sama sekali tak tahu, bahWa dengan mementang kedua tangannya, Kouw tie Siansoe<br />

sebenarnya mengeluarkan pukulan Hoen kay cian ( pukulan memecah dan membuka) untuk<br />

meminjam dan memindahkan te<strong>naga</strong>, dengan tujuan menghentikan pertempuran begitu lekas<br />

kedua belah pihak melompat mundur. Ia menduga, bahwa Koauw tie ciaag (pukulan<br />

pembelah hati), pukulan keenaam dari Sin ciang Pat ta. Dengan menduga begitu, ia berkata<br />

dalam hatinya: "Tak begitu gampang kau ambil jiwaku !" la melompat dam memukul dengan<br />

kedua tangannya.<br />

Pukulan kedua tangan itu menyambar bagaikan gunung roboh. Dengan hati mencelos Kouw<br />

tie Siansoe buru2 membalik tangannya untuk menangkis, tapi sudah tak keburu lagi Dengan<br />

satu suara "buk !", tulang lengan kiri dan empat tulang dadanya patah ! Semua pendata kaget<br />

dan bingung dengan serentak mereka memburu untuk memberi pertolongan. Tapi Kouw tie<br />

yang sudah terluka berat, hanya tersengal2 napasnya dan tidak dapat mengeluarkan sepatah<br />

kata lagi. Malam itu ia menutup mata.<br />

Selagi seluruh Siauwlim sie diliputi kedukaan basar, malam itu siauw-To diam-diam<br />

menyatroni dam membinasakan sipendeta pemilik dapur serta lima pendeta yang mepunyai<br />

ganjelan dengannya.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 54

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!