20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Tapi sesudah berlari-lari beberapa lama, mereka tetap tidak menemui manusia. Di tempat itu<br />

mereka hanya mendapatkan potongan bambu dan kertas yang hancur terbakar, sehingga dapat<br />

diambil kesimpulan, bahwa anak panah api itu telah dilepaskan dari tempat tersebut.<br />

Semua orang jadi bingung dan mencoba memecahkan teka-teki itu.<br />

Cian pwee, kita kena diakali, tiba-tiba Song Ceng Soe berkata, Lihatlah! Di atas pasir hanya<br />

terdapat tapak kaki seorang manusia. Kalau benar kawan-kawan Khong Tong-pay menemui<br />

musuh, yang kita lihat sedikitnya tapak empat atau lima orang.<br />

Mendadak Song Ceng Soe ingat sesuatu. Celaka! ia mengeluh, Kong tong-pay benar diserang<br />

musuh. Ikutilah aku. Sehabis berkata begitu ia segera berlari-lari ke arah barat daya.<br />

Bagaimana kau tahu bahwa Khong Tong-pay telah bertemu dengan musuh? tanya In Lie<br />

Heng yang lari bersama dengan keponakannya.<br />

Anak panah api itu bukan palsu, jawabnya.<br />

Anak panah api yang digunakan oleh keenam partai hanya dapat dibuat oleh tukang-tukang<br />

yang pandai dari Tiong-goan. Anak panah begitu tak bisa dibuat oleh tukang-tukang daerah<br />

See hek.<br />

Apakah kau ingin mengatakan bahwa seorang murid Kong tong kena tangkap dan anak panah<br />

api itu dirampas dari tangannya? tanya sang paman pula.<br />

Benar, jawabnya. Sementara itu, pihak siluman telah memancing kita ke timur laut dan<br />

kemudian ke barat untuk membuat kita lelah. Menurut pendapatku, mereka berkumpul di<br />

sebelah barat daya.<br />

Biat Coat yang berada dalam jarak kita-kira dua langkah dari mereka, dapat menangkap<br />

pembicaraan mereka. Ia mengangguk seraya berkata, Kurasa tebakanmu tidak meleset.<br />

Kecuali Biat Coat, In Sie Heng, Song Ceng Soe dan beberapa murid yang berkepandaian<br />

tinggi, murid-murid Go Bie yang lainnya sudah sangat letih. Setelah melalui sekian li, di atas<br />

sebuah bukit pasir yang menghadang di depan tiba-tiba kelihatan seorang yang sedang berdiri<br />

dan seorang yang rebah di pasir. Biat Coat mempercepat langkahnya dan setelah dekat, ia<br />

mendapati kenyataan bahwa kedua orang itu tidak lain dari Boe Kie dan Coe Jie.<br />

Ternyata dalam keadaan sibuk, orang-orang Go Bie sudah tidak memperhatikan kedua<br />

tawanan itu lagi, yang entah bagaimana bisa berada di sebelah depan.<br />

Mengapa kau berada di sini? tanya Biat Coat. Di dalam hati ia merasa sangat heran. Apakah<br />

kedua setan kecil itu bisa berjalan lebih cepat?<br />

Coe Jie menyengir. Anak panah api itu terang-terang telah digunakan memancing musuh,<br />

jawabnya. Kukira, bahwa biarpun orang-orang Go Bie tak sadar, bocah she Song itu pasti<br />

akan menebak juga. Aku menduga pada akhirnya kalian semua tentu akan ke sini. A Goe<br />

Koko, bukankah benar begitu?<br />

Boe Kie mengangguk. Kami sudah berada di sini lama sekali, katanya sambil tersenyum.<br />

Kalian sangat capai bukan?<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 659

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!