20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

dan mengundang wakil-wakil berbagai partai serta golongan. Dalam pertemuan itu, kita akan<br />

merundingkan persoalan ini sedalam-dalamnya. Bagaimana pendapat kalian ?"<br />

"Aku setuju," jawab Ceng hie seraya mengangguk.<br />

"Siapa benar, siapa salah, boleh dibicarakan tiga bulan lagi," kata Tong Boen Liang. "Tapi<br />

tempat sembunyinya Cia Soen harus diberitahukan sekarang juga."<br />

Coei San menggelengkan kepala. "Sekarang tidak bisa," katanya dengan suara tetap. Tong<br />

Boen Liang gusar tak kepalang, tapi sebisa bisanya ia menahan sabar, karena ia mengerti<br />

bahwa jika Boe tong pay sampai bersatu padu dengan Peh bie kauw, akibat bakal hebat sekali.<br />

Maka itu, dengan muka merah padam, ia bangun berdiri dan mengangkat kedua tangannya:<br />

"Baiklah. Kita akan bertemu kembali tiga bulan kemudian."<br />

"Tong Samya, bolehkah kami menumpang di perahumu ?" tanya See hoa coe.<br />

"Mengapa tidak ?" jawabnya.<br />

"Bagus! Soemoay, ayolah !" mengajak See hoa coe. Orang orang Koen loan datang ketempat<br />

pertempuran dengan menggunakan perahu Boe tong dan dengan sikapnya itu, terang terang<br />

See hoa coe sudah memandang Boe tong pay sebagai lawan.<br />

Tapi Jie Lian Cioe tetap bersikap tenang. Dengan manis budi ia mengantar semua tamu<br />

kekepala perahu. "Sepulangnya kami ke Boe tong dan sesudah kami memberi laporan kepada<br />

Insoe, kami akan segara mengirim surat undangan," katanya sambil membungkuk.<br />

Baru saja See hoa coe mau menyebrang keperahu Khong tong, tiba-tiba So So berkata: "See<br />

hoa Tootiang, tahan dulu! Aku mau menanyakan serupa hal."<br />

"Ada apa ?" tanya siberangasan sambil memutar tubuh.<br />

"Tootiang," kata pula si nyonya sambil bersenyum. "tak henti-hentinya kau mengatakan,<br />

bahwa agama kami agama menyeleweng, agama sesat. sedang aku sendiri perempuan<br />

siluman. Bolehkah aku tahu dimana sesatnya dan dimana sifat silumannya?"<br />

Untuk sejenak See hoa coe tertegun. Sesudah menenteramkan hati, ia menjawab: "Agamamu<br />

bukan agama tulen, tapi menyeleweng dan tersesat dari jalan yang lurus. Kecantikanmu<br />

seperti kecantikan siluman rase yang jahat dan cabul. Itu jawabanku. Perlu apa kau rewel<br />

rewel. Kalau kau bukan siluman, bagaimana seorang laki laki sejati Thio Ngohiap bisa<br />

terpincuk ! Hu-hu !"<br />

"Terima kasih untuk penjelasan itu," kata So So.<br />

See hoa coe girang dan bangga, menganggap nyonya muda itu sudah dijatuhkan dengan kata<br />

katanya yang tajam. Sambil bersenyum, ia menindak kepapan untuk menyeberang keperahu<br />

Tong Boen<br />

Liang.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 275

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!