20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

tajam dan dapat mengenali Ho Loosam, Atas perintah Bwee Pangcoe, aku datang kemari<br />

untuk menyambut Kongcoe."<br />

"Singkirkan ular itu !" bentak So So dengan gusar. "Hu hu! Gerombolan Boe san pang yang<br />

tiada artinya berani menyentuh kepala Peh bie kauw!"<br />

"In Kouwnio, kau salah," bantah Ho Loosam "Sedikitpun kami tidak mempunyai niatan untuk<br />

melanggar keangkeran Peh bie kauw. Asal saja In Kouwnio sudi menjawab pertanyaanku,<br />

bukan saja aku akan segera mengembalikan Kongcoe, tapi Bwee Pangsoe sendiripun akan<br />

datang berkunjung untuk meminta maaf."<br />

"Pertanyaan apa ?" tanya So So.<br />

"In Kouwnio sendiri mungkin sudah mendengar, bahwa putera satu satunya dari Bwee Pang<br />

coe telah binasa didalam tangan Cia Soen." jawab nya. "Bwee Pangcoe memohon supaya<br />

Thio Ngo hiap dan In Kouwnio .... aku salah ... supaya Thio Ngo Hiap dan Thio Hoejin sudi<br />

menaruh belas kasihan dengan memberitahukan tempat bersembunyinya Cia Soen. Untuk<br />

budi yang sangat besar itu, seluruh partai akan merasa sangat berterima kasih."<br />

So So mengerutkan alis. "Kami tak tahu " katanya.<br />

"Kalau begitu, kami memohon supaya kalian suka mendengar dengarkan dimana adanya Cia<br />

Soen, sedang dipihak kami, kami akan merawat Kongcoe baik baik" kata pula sipengamis.<br />

"Nanti sesudah kalian mendapat tahu tempat sembunyinya Cia Soen. Bwee Pangcoe sendiri<br />

akan mengembalikan Kongcoe."<br />

Melihat caling ular hanya terpisah beberapa dim dari punggung puteranya, hati So So<br />

berdebar debar. Jika ia dapat mengambil keputusan sendiri, ia tentu akan segera membuka<br />

rahasia. Ia menengok dan mengawasi muka suaminya. Sesudah menjadi suami isteri sepuluh<br />

tahun, is mengenal adat sang suami yang keras dan mulia. Ia tahu, bahwa apapun jua yang<br />

akan terjadi Coei San pasti tidak akan menghianati Cia Soen. Ia mengerti, bahwa jika ia<br />

membuka rahasia dan Cia Soen binasa oleh karenanya, perhubungan mereka sebagai suami<br />

isteri sudah pasti tak bisa dipertahankan lagi. Maka itulah melihat paras muka Coei San yang<br />

menyeramkan, ia terpaksa menutup mulut.<br />

"Baiklah, kau boleh menawan anakku," kata Thio Ngohiap dengan suara nyaring. "Seorang<br />

laki-laki tak akan menjual sahabat. Ho Loosam, kau terlalu memandang rendah kepada Boe<br />

tong Cit hiap."<br />

Si pengemis terkejut, itulah jawaban yang tidak diduga-duga. Semula ia menaksir, bahwa<br />

begitu cepat Boe Kie tertawan, Coei San dan So So pasti akan memberitahukan tempat<br />

sembunyinya Cia Soen. Dengan rasa kagum, sambil berpaling kearah Lian Cioe, ia berkata:<br />

"Jie Jiehiap, Cia Soen adalah manusia berdosa yang kedosaannya bertumpuk tumpuk<br />

bagaikan gunung. Boe tong pay selalu mengutamakan keadilan dan pendirian yang sangat<br />

dihormati dalam Rimba Persilatan. Aku mengharap Jiehiap suka membujuk Ngohiap"<br />

"Mengenai urusan ini, aku dan Ngotee sekarang justeru ingin pulang ke Boe tong untuk<br />

melaporkannya kepada Insoe dan meminta keputusannya," kata Lian Cioe, "Tiga bulan<br />

kemudian, kami akan mengadakan pertemuan di Hong ho lauw. Aku harap Bwee Pangcoe<br />

dan tuan juga suka menghadiri pertemuan itu, supaya kita beramai bisa berunding untuk<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 286

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!