20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

agaimana kau menerjang ke pekarangan sambil <strong>membunuh</strong> orang. Tak lama kemudian,<br />

delapan orang Piauw kiok berlarian keluar dari belakang dengan diubar olehmu. Mereka<br />

semua kau binasakan dengan totokan dan sesudah membasmi semua orang yang berada dalam<br />

gedung, barulah kau mabur dengan melompati tembok."<br />

Thio Coei San berdiri tegak tanpa bergerak.<br />

"Kemudian bagaimana?" tanyanya dengan suara dingin.<br />

"Kemudian?" bentak Hoei hong dengan kegusaran meluap-luap. "Kemudian aku balik<br />

ketembok timur dan berdamai dengan ketiga Soeteeku. Kami yakin, bahwa kepandalanmu<br />

terlalu tinggi untuk dilawan, dan jalan satu-satunya adalah menunggu, datangnya ketiga<br />

Soepeh di dalam gedung piauw kiok. Tapi sungguh tak dinyana, kau lagi-lagi menyatroni<br />

untuk mencari Touw Cong piauw tauw. Biarpun tahu bahwa kami hanya bakal mengantarkan<br />

jiwa, kami bukan bangsa pengecut, maka segara kami menyerang. Waktu ditanya olehkU,<br />

bukankah kau telah memperkenalkan diri sebagai Gin kauw Tiat hoa Thio Coei San? Semula<br />

aku tak percaya. Aku berpendapat, bahwa sebagai salah seorang dari Boe tong Cit hiap, kau<br />

tentu tak akan melakukan perbuatan yang begitu kejam. Tapi kau lantas saja mengeluarkan<br />

kedua senjatamu, sehingga tak mungkin kau Thio Coei San palsu."<br />

"Benar, memang benar aku telah memperkenal kan diri dan mengeluarkan senjataku," kata<br />

Coei San. "Memang benar aku yang sudah merobohkan kamu. Tapi coba ceritakan sekali lagi,<br />

coba tuturkan lagi, bagaimana dengan mata kepala sendiri, kau melihat aku <strong>membunuh</strong><br />

puluhan orang itu."<br />

Pada saat itulah, tiba-tiba Goan im mengebas tangan jubahnya dan mendorong tubuh Hoei<br />

hong beberapa kaki jauhnya. "Ya! Cobalah kau cerita kan lagi, supaya Thio Ngo hiap yang<br />

namanya menggetarkan Rimba Persilatan, tidak dapat menyangkal pula," katanya dongan<br />

suara menyeramkan. Ia mendorong Hoei hong guna berjaga-jaga kalau-kalau dalam gusarnya,<br />

pemuda itu turunkan tangan jahat untuk menutup mulut saksi.<br />

"Baiklah" kata Hoei hong. "Aku akan menegaskan satu kali lagi. Dengarlah! Dengan mataku<br />

sendiri kulihat. kau membinasakan Hoei hong dan Hoei thong Soeheng. Dengan mataku<br />

sendiri, kulihat kau <strong>membunuh</strong> delapan orang dari Liong boen Piauw kiok dengan totokan."<br />

"Apa kau lihat tegas mukaku?" tanya Coei San dengan suara menyeramkan. "Pakaian apa<br />

yang dipakai olehku?"<br />

Sambil berkata begitu ia menyalakan api dan menyuluhi mukanya sendiri.<br />

Hoei hong menatapnya dan berkata dengan suara membenci: "Tak salah ! Kau mengenakan<br />

pakaian itu, jubah panjang dan topi empat segi. Waktu itu kau menyelipkan kipasmu di<br />

belakang leher baju."<br />

Bukan main gusarnya Thio Ngo hiap. Ia tak mengerti mengapa pendeta itu menuduhnya<br />

secara membabi buta.<br />

Sambil mengangkat api tinggi-tinggi, ia maju dua tindak dan membentak: "Kalau kau<br />

mempunyai nyali, katakan lagi bahwa yang <strong>membunuh</strong> orang adalah Thio Coei San!"<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 125

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!