20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Jangan ngaco! Ibuku sangat cantik.<br />

Orang itu tertawa. Sesaat kemudian, ia berkata sambil menghela nafas. Sayang! Sayang<br />

sungguh!<br />

Sayang apa?<br />

Semangatmu cukup baik, nyalimu cukup besar. Hanya sayang, dalam sekejap kau akan<br />

menjadi mayat yang tidak ada darahnya lagi.<br />

Boe Kie kaget. Didalam hati, ia membenarkan apa yang dikatakan orang itu. Andaikata Wie It<br />

Siauw dapat disusul, ia tetap tak akan dapat menolong Coe Jie. Bukan saja begitu, ia malah<br />

akan membuang jiwa secara Cuma2. maka ia lantas memohon. Cianpwee apa bisa kau bantu<br />

aku?<br />

Tak bisa, jawabnya. Pertama. Wie It Siauw adalah sahabatku dan kedua, belum tentu aku bisa<br />

menandingi dia.<br />

Wie It Siauw adalah manusia siluman yang suka menghisap darah manusia, kata Boe<br />

KieKalau dia sahabatmu, mengapa kau tidak coba membujuknya, supaya dia tidak melakukan<br />

perbuatan yang terkutuk itu?<br />

Orang itu menghela nafas. Tak guna aku membujuk dia, katanya dengan suara duka. Dia<br />

bukan kepingin menghisap darah secara suka2. Dia berbuat itu karena terpaksa. Kutahu, ia<br />

sendiri sangat menderita.<br />

Karena terpaksa menegas Boe Kie dengan heran. Apa i-ia?<br />

Dahulu waktu berlatih Lweekang, ia telah berbuat kesalahan besar, menerangkan orang.<br />

Belakangan, setiap kali menggunakan Lweekang ia harus minum darah manusia, sebab, jika<br />

tidak, sekujur badannya kedinginan dan jika tidak tertolong, ia akan mati beku.<br />

Boe Kie berpikir sejenak dan kemudian berkata Bukankah penyakit itu sudah terjadi karena<br />

ketidakberesan pada pembuluh darah Sam-in?<br />

Ih! Bagaimana kau tahu? tanya orang itu dengan heran.<br />

Aku hanya menebak2, jawabnya.<br />

Tiga kalo aku mendaki gunung Tiang pek san untuk menangkap kodok api guna mengobati<br />

penyakitnya, kata orang itu. Ia menghela nafas dan berkata pula. Ketiga2 kalinya tidak<br />

berhasil. Dalam usaha yang pertama, aku bertemu seekor kodok api, tapi tidak berhasil<br />

menangkapnya. Dalam usaha yang kedua dan ketiga, kodok itu tidak terlihat bayangannya.<br />

Sesudah kesulitan yang serasa dapat diatasi, aku ingin pergi ke Tiang pek san lagi.<br />

Apa boleh aku mengikuti? tanya Boe Kie.<br />

Hm Lwekangmu sudah boleh juga, tapi ilmu ringan badan masih belum cukup, jawabnya<br />

Nanti saja, kalau waktunya tiba, kita bicara lagi. Eh! Perlu apa kau mau membantuku?<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 683

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!