20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Yauw oleh Wie It Siauw. Dalam membuat racun itu Boe Kie sengaja menaruh tiga macam<br />

wewangian, supaya arak yg tercampur racun berbau harum. Wie It Siauw membeli selembar<br />

karung dan begitu lekas siang terganti dengan malam, ia segera menyatroni gedung Jie Lam<br />

ong.<br />

Untuk menjaga tawanan, Hian beng Jie lo Hoan Yauw dan lain2 jago mengindap di Ban Hoat<br />

sie, Tio Beng sendiri berdia dama gedung raja muda dan hanya diwaktu malam, jika mau<br />

berlatih ilmu silat, ia datang ke kelenteng itu.<br />

Hoan Yauw kembali kekamarnya dengan rasa bahagia. Ia ingin cara bagaimana selama<br />

duapuluh tahun lebih, Beng Kauw terpecah belah. Hari ini, atas berkah Tuhan agama tersebut<br />

mempunyai harapan untuk menjadi makmur kembali, sehingga pengorbanannya bukan hanya<br />

pengorbanan cuma2. ia berdia sebuah kamar dideretan kamar2 sebelah barat, sedang Hian<br />

bang Jie Lo mengindap dikamar dekat menara dipekarangan belakang. Sebab merasa jari akan<br />

kelohaian kedua kakek itu dan kuatir rahasianya bocor, ia jarang bergaul dengan Hian beng jie<br />

lo dan mengambil kamar yg jauh dari mereka. Tapi sekarang ia mendapat tugas untuk<br />

mengajak Ho Pit ong minum arak. Ia sekarang harus mendekati kakek itu. Sambil memutar<br />

otak, ia mengawasi pekarangan belakang. Matahari sudah mulai menyelam kebarat dan<br />

sinarnya yg menyoroti genteng kaca menara sudah mulai guram. Sesudah mengasah otak<br />

beberapa lama, ia belum jg mendapat jalan untuk mendekati Ho Pit ong. Sambil<br />

mengegadong tangan perlahan2 ia berjalan kebelakang perkarangan. Mendadak hidungnya<br />

mengendus bau daging yg keluar dari sebuah kamar diseberang kamar Hian beng jie lo. Itulah<br />

kamarnya Soeu sam Hwie dan Lie sie Coei, dua anggota Sin cia pat eiong. Tiba2 dalam<br />

otaknya berkelebat serupa ingatan. Ia menghampiri kamar itu dan menolak pintu. Hampir<br />

berbareng bau daging menyambar hidung, Lie Sie Coei sedang berjongkok dilantai dan<br />

mengipas api di dapur tanah. Diatas dapur itu terdapat sebuat kuali yg airnya bergolak2 dan<br />

mengeluarkan bau yg sangat harum. Soen sam hwie sendiri sedang menggambil piring<br />

mangkok dan tidak bisa salah lagi, mereka tengah bersiap2 untuk makan minum.<br />

Melihat masuknya Koun tauw too, paras kedua orang itu berubah pucat. Mengapa? Karena yg<br />

dimasak mereka adalah daging anjing dan makan daging anjing dalam sebuat kelenteng<br />

hweeshio merupakan pelanggaran hebat. Kalau dipergoki orang lain masih tak apa. Tapi<br />

kouw tauw too bukan saja seorang pendeta tapi jg berkepandaian yang tinggi. Bagaimana<br />

kalau dia tidak mau mengerti?<br />

Diluar dugaan mereka, kouw tauw too tidak menjadi gusar. Ia menghampiri dapur, membuka<br />

tutup kuali dan mengendus ngendus dengan hidungnya. Sekonyong2 ia memasukkan tangan<br />

kedalam kuali tanpa memperdulikan panasnya air menjemput sepotong daging dan lalu<br />

mengunyahnya secara rakus. Dalam sekejap daging itu sudah ditelan habis. Dalam sekejap<br />

daging itu sudah ditelan habis. Soen sam hwie dan lie sie coei girang tak kepalang. Kauw tay<br />

soe duduklah! Duduklah! kata Soen sam hwie. Kami merasa sangat girang, bahwa Tay soe<br />

pun suka makan daging anjing.<br />

Tapi kouw tauw too tidak mau duduk di kursi. Sesudah mengambil sepotong daging dan<br />

memasukkan kedalam mulut, ia turut berjongkok disamping dapur. Soen sam hwie buru2<br />

menuangkan semangkok arak yg lalu diangsurkan kepada si Touw too. Tapi baru menenguk<br />

Kouw tauw too segera menyemburkannya dilantai, sedang tangan kirinya mengipas ngipas<br />

hidung, seperti juga ia mau mengatakan, bahwa arak itu tidak wangi dan tidak enak rasanya,<br />

sesudah itu ia berlalu dengan tindakan lebar, tapi tak lama kemudian ia kembali dengan<br />

tangan menentang sebuyung arak. Tapi melihat si pendeta pergi dengan sikap marah Soe Sam<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 964

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!