20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

"Ho Toako, jangan turuskan tangan jahat!" seru Kwee Siang.<br />

Tapi heran sungguh, dalam caranya yang sangat luar biasa dan tidak sesuai dengan ilmu silat,<br />

Kak-wan mengangkat kedua tahang besi itu pergi datang dan semua tikaraan itu mampir<br />

ditahang air.<br />

Sedang semua orang bisa melihat bahwa si-pendeta sebenaraya tak mengerti ilmu silat, Ho<br />

Ciok Tao seadiri, yang serangan2nya digagalkan hingga ia jadi sangat mendongkol,<br />

sedikitpun tidak merasa, bahwa lawannya menangkis tikaman2nya dengan gerakan wajar<br />

yang telah dapat berkat latihan Lweekang yang sangat tinggi. Maka itu, sesudah Cap-lak<br />

chioe Soen-loei-kiam, gagal, sambil membentak keras, ia menikam kempungan Kak-wan,<br />

"Celaka !"seru sipendeta yang datam repotnya merangkap kedua tangan yang mencekal<br />

tahang. Berbareng dengan terdengarnya suara nyaring akibat beradunya besi, pedang Ho-Ciok<br />

Too tergencet diantara kedua tahang itu. Buru2 ia mengerahkan te<strong>naga</strong> dalam dan coba<br />

membetot senjatanya, tapi sedikitpun tidak bergeming. Cepat bagaikan kilat, tangan kirinya<br />

menghantam muka lawan.<br />

Semua orang terkesiap. Kak-wan yang sedang mencekal tahang besi itu, tak bisa menangkis<br />

lagi. Pada detik yang sangat berbahaya mendadak Thio Koen Po melompat dan menghantam<br />

pundak Ho Ciok Too dengan pukulan Soe thong Pat ta yang didapat dari Yo Ko. Pada saat<br />

yang bersamaan, Lweekang Kak wan sudah mengalir masuk kedalam tahang dan tiba-tiba<br />

saja sepasang "arus" air menyembur dari kedua tahang itu dan menyambar muka Ho Ciok<br />

Too, sehingga pukulannya kebentrok dengan air yang menyemprot dan ke dua dua nya basah<br />

kuyup.<br />

Oleh karena tangan kanannya mencekal pedang yang di gencet tahang air dan tangan kiri<br />

menyambut sambaran air, maka ia tidak bisa menangkis lagi pukulan Thio Koen Po. "Bak !",<br />

pukulan itu mengenakan tepat di pundaknya. Sekali lagi semua orang terkejut, sebab Thio<br />

Koen Po yaug masih seperti bocah, ternyata memiliki Lweekang yang cukup tinggi, sehingga<br />

badan Ho Ciok Too bergoyang2 dan terhuyung kebelakang beberapa tindak.<br />

"O mi-to-hoed !" teriak Kak wan. "Ho Kie soe, ampuni Loo ceng ! Tikaman-tikaman mu<br />

menenakuti sangat." Sehabis berkata begitu, ia menyusut air dan keringat yang membasahi<br />

mukanya dan lalu minggir kesamping.<br />

Sekarang Ho Ciok Too naik darah nya. "Aku dengar dalam kuil Siauw lim sie berkumpul<br />

banyak sekali orang pandai dan ternyata memang benar begitu," katanya dengan suara<br />

mendongkol. "Malahan seorang bocah cilik memiliki kepandaian yang sangat tinggi. Bocah !<br />

<strong>Mar</strong>i kita main2. Jika kau bisa melayani aku dalam sepuluh jurus, Ho Ciok Too tidak akan<br />

datang lagi ke wilayah Tiong goan untuk se lama-lamanya."<br />

Boe sek, Boe siang dan yang lain-lain tahu bahwa Thio Koen Po adalah kacung Cong kengkok<br />

dan sebegitu jauh belum pernah belajar silat. Entah bagaimana secara kebetulan, ia<br />

berhasil memukul orang she Ho itu. Mereka yakin, bahwa jika bertempur sungguh sungguh,<br />

dalam sejurus saja bocah itu bisa binasa dalam tangan lawannya.<br />

"Ho Kie soe salah," kata Boo siang. "Kau bergelar Koein loen Samseng dan ilmu silatmu<br />

telah menggetarkan seluruh jagat. Bagaimana kau boleh bertempur dengan satu kacung<br />

tukang masak air dan menyapu lantai ? Jika kau tidak kau main-main sepuluh jurus.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 49

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!