20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Setibanya di Louwliong, mendadak hatinya tenang. “Bagaimana jadinya jika musuh<br />

menyesatkan aku ke tempat jauh misalnya ke Kwitang Kwisay In Lam atau Kwi coe? Baik<br />

juga mereka menuntun aku balik ke Louwliong. Memikir begitu, sesudah makan kenyang2 ia<br />

membeli jubah panjang warna putih dan membuat gambar obor merah memakai itu. Ia mau<br />

menyatroni pusat Kay Pang secara resmi sebagai seorang Kauwcoe dari Beng Kauw.<br />

Sesudah berdandan, ia segera pergi ke gedung si hartawan yang menjadi tempat<br />

berkumpulnya tokoh tokoh Kay Pang. Pintu depan terkunci. Dengan sekali pukul daun pintu<br />

terbang menimpa dua jambangan ikan emas yang lantas saja menjadi hancur.<br />

Sesudah dipermainkan beberapa hari dia datang dengan darah mendidih. Ia bertekad untuk<br />

mengadu kepandaian dan melampiaskan hawa amarahnya. Begitu pintu terpukul pecah, ia<br />

masuk dengan tindakan lebar. “Orang orang Kay Pang dengarlah!” teriaknya. “Lekas suruh<br />

Soe Hwee Liong keluar untuk menemui aku!”<br />

Di pekarangan terdapat belasan murid Kay Pang dari tingkatan empat dan lima karung.<br />

Hancurnya pintu tentu saja mengejutkan mereka.<br />

Boe Kie tak mau membuang buang waktu. Ia mendorong keras dan bagaikan rumput kering<br />

tubuh murid murid Kay Pang itu terpental roboh sesudah membentur tembok atau jendela.<br />

Boe Kie maju terus. Sesudah menghancurkan pintu tengah ia mendapat kenyataan bahwa<br />

tokoh tokoh Kay Pang sedang makan minum di toa thie, dengan Soe Hwee Liong duduk<br />

menghadap keluar.<br />

Para pemimpin Kay Pang sudah mendengar ribut ribut dan baru saja memerintahkan salah<br />

seorang untuk menyelidiki. Tapi Boe Kie sudah keburu datang. Dengan sekali menjepret ia<br />

cengkeram dada murid Kay Pang tujuh karung yang mau keluar menyelidiki itu dan terus<br />

melemparkannya ke arah Soe Hwee Liong.<br />

Si hartawan pemilik gedung yang duduk di sebelah bawah buru buru mementang kedua<br />

tangannya untuk menangkap tubuh si pengemis yang “terbang” mendatangi. Tangkapannya<br />

tepat, tapi ia terhuyung tujuh delapan tindak karena te<strong>naga</strong> melempar itu hebat luar biasa.<br />

Para pengemis terkesiap, murid tujuh karung yang dilemparkan itu memiliki ilmu silat yang<br />

cukup tinggi sedang si hartawan berkepandaian lebih tinggi lagi.<br />

Kalau tokoh tokoh partai pengemis kaget, Boe Kie lebih kaget lagi. Tapi dalam kagetnya Boe<br />

Kie tercampur rasa girang, sebab ia lihat bahwa Cioe Cie Jiak dan Song Ceng Soe sedang<br />

duduk berendeng di meja bundar sebelah kiri. Untuk sejenak ia terpaku dan mengawasi nona<br />

Cioe dengan mata membelalak.<br />

“Boe Kie Koko!” teriak Cie Jiak. Ia berdiri, tapi tubuhnya bergoyang goyang dan lantas<br />

roboh.<br />

Boe Kie melompat, membungkuk dan memeluk si nona.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1195

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!