20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Si nona berkesiap. Sesudah berdiam sejenak ia tertawa geli. “Aku menyerah kalah! Menyerah<br />

kalah! katanya. “Dengan sesungguhnya Toa kauwcoe mempunyai mata yg sangat awas.<br />

Ternyata waktu pulang ke Ong hoe untuk mengambil kuda dan emas perak diam2 Tio Beng<br />

telah memesan boesoe penjaga pintu supaya sejumlahorang sebawahannya menyusul ke<br />

pesisir untuk ikut berlayar. Orang2 itu menggunakan kuda, tapi mereka ketinggalan kira2<br />

setengah hari dari majikan mereka. Mereka menyamar sebagai tukang masak dan anak buah<br />

perahu dan terdiri dari orang yang tidak turut dalam pertempuran di Ban hoat she. Tapi<br />

sebagai ahli2 silat, sinar mata sikap dan gerak gerik mereka berbeda dari orang biasa. Dan<br />

Boe Kie yang bermata tajam tidak kena di kelabui.<br />

Kenyataan itu mengkuatirkan hati si nona. Kalau Boe Kie masih belum bisa diakali, apalagi<br />

Kim Hoa popo yang berpengalaman luas. Tapi untung juga pihaknya berjumlah banyak lebih<br />

besar sehingga kalau sampai mesti bergerak dengan bantuan Boe Kie ia pasti tak akan kalah.<br />

Selama beberapa hari yg paling mengganggu pikiran Boe Kie ialah keselamatan Cie Cioe Jiak<br />

yg telah menelan pel ‘racun’. Didalam hati ia selau bertanya2, kapan racun itu mengamuk?<br />

Tio Beng yg pintar lantas saja dapat menebak rahasia hatinya. Setiap kali alis pemuda itu<br />

berkerut setiap kali ia memerintahkan orang pergi keatas untuk menyelidiki dengan berlagak<br />

membawa air atau teh. Orang it lalu kembali dengan laporan yg menyenangkan, nona Cioe<br />

sehat2 saja. Sesudah kejadi ini berulang beberapa kali Boe Kie merasa jengah sendiri.<br />

Sementara itu lain peringatan sering mengganggu pikiran Boe Kie. Saban ia termenung<br />

seorang diri, ia ingat peristiwa itu diatas salju didaerah see hek. Ia ingat pengalamannya<br />

dengan Coe Jie. Ia ingat, cara bagaimana dengan Ho thay Ciong, Boe liat dan yang lain2, ia<br />

pernah berkata begini, “Nona dengan setulus2 hati aku bersedia, untuk menikah dengan kau.<br />

Aku hanya mengharap kau jangan mengatakan, bahwa aku tidak setimpal dengan dirimu.<br />

Dilain saat sambil mencekal tangan si nona, ia berkata pula, “Aku ingin berusaha supaya kau<br />

bisa hidup beruntung supaya kau melupakan penderitaanmu yg dulu2. Tak peduli ada berapa<br />

banyak orang yg mau menghina kau, aku bersedia untuk mengorbankan jiwa demi<br />

keselamatanmu. Ia ingat itu semua (Kisah pembunuh <strong>naga</strong> jilid 14, halaman 44) dengan mulut<br />

berkumak kumik, ia mengulangi perkataan2 itu. Mukanya lantas berubah merah.<br />

Tiba2 terdengar suara tertawanya Tio Beng “Hai! kata si nona “Lagi2 kau memikiri Cioe<br />

Kouwnie mu!<br />

“Tidak!<br />

“Kau memikiri apa dia tidak memikiri dia sedikitpun tiada sangkut pautnya dengan diriku.<br />

Aku hanya merasa menyesal, seorang laki2 gagah sudah berdusta dihadapan seorang wanita.<br />

“Perlu apa kau berdusta? Dengan sesungguhnya aku bukan memikiri Cioe Kouwnio.<br />

“Dusta! Kalau ingat Kouw Tauwto Wie It Siauw atau lain2 manusia muka jelek, paras<br />

mukamu tidak nanti mengunjuk sinar yang begitu lemah lembut yang penuh kasih saying,<br />

yang kemerah2an. Omong kosong kau!<br />

Boe Kie tertaw. “Kau sungguh lihai, katanya. “Kau dapat membaca hati orang, apa dia sedang<br />

memikiri orang yg cantik atau yg jelek. Tapi aku mau menerangkan dengan sesungguh2nya,<br />

bahwa orang yg kuingat pada detik ini sedikitpun tak ada yg berparas cantik.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1028

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!