20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Ketika Boe Kie menolak kamar, kamar itu gelap gulita. Ia segara mengambil ciak tay, tempat<br />

menancap lilin. Cie Jiak tetap tak bergerak.<br />

Boe Kie membuka kelambu. Ia lihat Song Ceng Soe berada dalam keadaan pingsan, napasnya<br />

lemah, kedua matanya melotot dan paras mukanya menakutkan. Ia lalu memeriksa nadi.<br />

Ketukan nadinya kalut, sebentar cepat sebentar perlahan kulit tubuhnya dingin dan memang<br />

juga, kalau tidak keburu ditolong, dia sukar melewati malam itu. Perlahan-lahan ia merabaraba<br />

batok kepala Ceng Soe. Ia mendapat kenyataan bahwa pada bagian depan dan bagian<br />

belakang kepala ada empat potong tulang yang hancur. Pukulan song hong Koan nyie yang<br />

dikirim Jie Lian Cioe yang disertai dengan sepuluh bagian te<strong>naga</strong> dalam dan kalau Song Ceng<br />

Soe sendiri tidak memiliki Lweekang yang kuat, ia siang2 sudah binasa.<br />

Boe Kie lalu menutup kelambu, menaruh ciak tay dimeja dan duduk dikursi bambu sambil<br />

mengasah otak untuk mencari jalan guna mengobatinya. Sebagai murid tiap kok ie sian,<br />

kepandaiannya dalam ilmu ketabiban sudah jarang ada tandingannya. Tapi luka Ceng Soe<br />

terlampau berat, sehingga ia sama sekah tak punya pegangan.<br />

Sesudah duduk disitu kira2 semakanan nasi, ia berjalan keluar dan berkata: "Song Hoe-jin,<br />

aku tak bisa mengatakan apa aku akan berhasil dalam usaha mengobati Song-soeko. Apakah<br />

kau suka mempermisikan untuk aku mencoba-coba."<br />

"Kalau kau tak bisa menolong, didalam dunia tak ada orang lain yang akan bisa menolong."<br />

"Andaikata aku berhasil, muka dan ilmu silatnya mungkin tak bisa pulih seperti kala.<br />

"Kau bukan dewa. Kutahu kau akan berusaha sedapat mungkin untuk menolong jiwanya<br />

supaya kau bisa menjadi koenma dengan tidak usah malu sendiri." ( Koen-ma - suami seorang<br />

puteri raja muda ).<br />

Jantung Boe Kie memukul keras. Ia sama sekali tak mempunyai maksud begitu, tapi merasa<br />

tak enak untuk bertempur dengan tunangannya itu. Ia lalu kembali kekamar Ceng-soe, mem<br />

buka selimut dan menotok delapan "hiat" pada tubuh pemuda itu. Kemudian, dengan tangan<br />

yang hampir tulang-tulangnya patah atau hancur dan akhirnya melabur tulang-tulang itu<br />

dengan semacam koyo hitam yang dikoreknya dari sebuah kotak emas. Koyo itu bukan lain<br />

dari pada Hek giok Toan siok ko-Koyo untuk mengobati tulang patah dari Siauw lim boen di<br />

See-hek. Sebagaimana diketahui, Koyo itu diberikan oleh Tio Beng untuk mengobati Jie Thay<br />

Giam dan In Lie Heng dan masih ada lebihnya: Sesudah itu, ia dengan secepat mungkin<br />

segera mengerahkan Kioe yang Cin khie dan mengirim hawa yang hangat kedalam otak Song<br />

Ceng Soe.<br />

Sesudah tulang2nya disambung dan kepalanya dilabur obat, paras muka Song Ceng soe<br />

tak berubah jadi lebih jelek, Boe Kie girang di dalam hatinya timbul harapan besar. Sebab ia<br />

sendiri baru saja terluka, maka sehabis mengerahkan Lweekang, napasnya lantas saja tersengal2.<br />

Untuk beberapa lama ia berdiri didepan ranjang dan menenteramkan jalan<br />

pernapasannya.<br />

Sesudah itu ia meninggalkan Song Ceng soe dan menaruh ciak tay diatas meja. Dari sinar lilin<br />

ia melihat muka Cie Jiak yang pucat pasi. Diluar lapat2 terdengar suara tindakan kaki. Ia tahu,<br />

bahwa itulah suara tindakan murid2 Go-bie pay yang jaga malam.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1373

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!