20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

“Apa kalian tak bisa melihat?” Cia Soen balas menanya. “Ia mempunyai darah campuran<br />

puterinya seorang lelaki Tionghoa yang menikah dengan wanita Persia. Rambut dan biji<br />

matanya hitam, tapi hidungnya mancung dan matanya dalam. Kulitnya yang putih laksana<br />

salju juga berbeda dari kulit wanita Tiong Goan.”<br />

“Tidak-tidak!” bantah Nona Tio. “Hidungnya melesak. Kedua matanya kecil. Berbeda jauh<br />

dari penjelasan Loo Ya Coe. Thio Kong Coe, bukankah begitu?”<br />

“Benar,” jawabnya. “Apakah Kim Hoa Popo bertindak seperti Kouw Tauwtoo merusak<br />

mukanya sendiri?”<br />

“Siapa Kouw Tauwtoo?” tanya Cia Soen.<br />

“Kong Beng Yoe Soe Hoan Yauw,” jawab Boe Kie, yang dengan ringkas lalu menceritakan<br />

sepak terjang orang gagah itu.<br />

“Hoan Heng sangat berjasa kepada Beng Kauw,” kata Cia Soen sesudah menghela napas.<br />

“Tindakannya itu tak akan bisa dilakukan oleh sembarang orang. Haei…. Bahwa ia sudah<br />

bertindak begitu dapat dikatakan juga lantaran Han Hoejin…. “<br />

Tio Beng jadi makin heran. “Loo Ya Coe.” Katanya. “janganlah kau bercerita sepotongsepotong.<br />

Cobalah ceritakan dari awal sampai pada akhirnya.”<br />

“Hmm… “ Cia Soen menengadah seperti orang yang mau mengumpulkan ingatan dan<br />

kemudian ia berkata dengan suara perlahan. “Pada dua puluh tahun lebih yang lampau, Beng<br />

Kauw berada di bawah pimpinan Yo Po Thian, Yo KauwCoe. Waktu itu, agama kami sedang<br />

makmur-makmurnya. Pada suatu hari, tiga orang Persia tiba-tiba datang di Kong Beng Teng<br />

dan mempersembahkan surat pribadi KauwCoe dari CongKauw kepada Yo KauwCoe. Surat<br />

itu menerangkan bahwa di Congkauw terdapat seorang Cang San Soe Cie. Ia seorang<br />

Tionghoa yang merantau ke Persia kemuidan menjadi penganut Beng Kauw. Ia banyak<br />

berjasa untuk agama dan dari pernikahannya dengan seorang puteri. Pada tahun yang lalu,<br />

kata surat itu, Cang San Soe Cie meninggal dunia. Waktu mau menutup mata, ia ingat akan<br />

negerinya dan memesan supaya puterinya dikirim pulang ke Tiongkok. Maka itu, untuk<br />

memenuhi pesanan tersebut, KauwCoe CongKauw mengirim nona itu ke Kong Beng Teng<br />

dengan pengharapan supaya Yo KauwCoe sudi memeliharanya.”<br />

“Yo KauwCoe lantas saja mengiakan dan meminta supaya nona itu dibawa masuk. Begitu dia<br />

masuk, ruangan Toa Thia (ruangan besar) seolah-olah bersinar terang. Selagi ia memberi<br />

hormat kepada Yo KauwCoe dengan berlutut, kami semua Kong Beng CoeSoe dan Yoe Soe,<br />

ketiga Hoat Ong, Ngo Siong Jin dan kelima pemimipin Ngo Heng Kie mengawasinya dengan<br />

mata membelalak dan hati berdebar-debar. Nona itu adalah Taykis. Ketiga utusan Congkauw<br />

hanya menginap semalaman, pada keesokan paginya mereka pulang. Mulai dari waktu itu,<br />

Taykis menetap di Kong Beng Teng.”<br />

Tio Beng tertawa, “Loo Ya Coe, kau sendiri lantas jatuh cinta kepadanya, bukan?” tanyanya.<br />

“Jangan malu-malu. Akuilah!”<br />

Kim Mo Say Ong menggeleng-gelengkan kepala. “Tidak!” jawabnya dengan suara parau.<br />

“Waktu itu aku baru saja menikah dan isteriku sedang hamil. Dalam hatiku tak mungkin<br />

timbul niatan serong.”<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1081

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!