20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kauw mengirim Taykis ke Kong Beng Teng? Sebab yang paling terutama ialah untuk<br />

mencari dan mendapat kitab tersebut.”<br />

“Ah!” Boe Kie mengeluarkan suara tertahan. Ia merasa, bahwa ada sesuatu yang tidak besar<br />

tapi apa itu yang tidak beres tidak diketahui olehnya.<br />

Cia Soen meneruskan ceritanya. “Beberapa kali Han Hoejin masuk ke jalanan rahasia tanpa<br />

berhasil. Aku menasehati supaya menghentikan usaha itu, karena masuknya ke jalanan rahasia<br />

merupakan rahasia besar yang sukar bisa diampuni.”<br />

“sekarang kutahu,” memotong Tio Beng. “Han Hoejin memutuskan perhubungan Beng Kauw<br />

supaya ia merdeka untuk masuk ke jalanan rahasia itu. Sesudah tak menjadi anggota Beng<br />

Kauw, dia tidak terikat lagi dengan peraturan agama. Loo Ya Coe, bukankah begitu?”<br />

“Tio Kouwnio sangat pintar.” Jawabnya sambil mengangguk. “Kong Beng Teng adalah pusat<br />

agama kita dan aku tidak bisa mempermisikan orang keluar masuk sepenuh hati. Aku sudah<br />

menebak niatan Han Hoejin. Sesudah dia turun gunung, aku sendiri menjaga di mulut jalanan<br />

rahasia. Tiga kali dia menyatroni, tiga kali dia bertemu dengan aku. Akhirnya dia pergi<br />

dengan putus harapan.” Sehabis berkata begitu, ia menengadah seperti orang memikir sesuatu.<br />

Mendadak ia bertanya, “Bagaimanakah pakaian Sam Soe? Apa berbeda dari pakaian anggota<br />

Beng Kauw di Tiong Goan?”<br />

“Mereka mengenakan jubah putih dan pada ujung jubah tersulam obor merah,” jawab Boe<br />

Kie. “Tapi… tapi… pada pinggiran terdapat lapisan kain hitam. Hanya itu perbedaannya.”<br />

“Tak salah!” seru Cia Soen. “Kauwcoe Cong Kauw baru saja meninggal dunia! Bagi orangorang<br />

See Hek, hitam adalah warna berkabung. Jubah putih dengan pinggiran hitam berarti<br />

pakaian berkabung. Mereka mau memilih kauwcoe baru dan mencari Han Hoejin.”<br />

“Ada satu hal yang aku kurang mengerti,” kata Boe Kie. “Han Hoejin berasal dari Beng Kauw<br />

di Persia dan ia tentu mahir dalam ilmu silaat yang dipelajari dalam kalangan Cong Kauw.<br />

Tapi mengapa dalam sejurus ia sudah dirobohkan Sam Soe?”<br />

“Tolol!” kata Tio Beng sambil tersenyum. “Han Hoejin hanya berpura-pura untuk menutupi<br />

asal-usulnya yang sebenarnya. Ia tidak boleh memperhatikan bahwa ia mengenal ilmu silat<br />

ketiga utusan itu. Menurut dugaanku, jika Loo Ya Coe mengiring kehendak Sam Soe dan<br />

coba <strong>membunuh</strong> dia, dia pasti tidak mempunyai daya untuk menyelamatkan diri.”<br />

Cia Soen menggelengkan kepala. “Memang benar ia menutupi asal-usulnya,” katanya. “Tapi<br />

kalau Tio Kouwnio berpendapat bahwa sesudah ditotok Sam Soe ia masih bisa meloloskan<br />

diri, aku merasa kurang setuju. Belum tentu ia bisa meloloskan diri. Menurutku, Han Hoejin<br />

lebih suka dibunuh olehku daripada dibakar hidup-hidup.”<br />

Tiba-tiba terdengar suara beradunya gigi. Semua orang kaget. Ternyata In Lee kembali<br />

menggigit keras dan giginya bercatrukan. Boe Kie meraba dahi si nona yang panas luar biasa.<br />

Ia menghela napas. Penyakit nona In sangat berat.<br />

“Gie Hoe,” kata Boe Kie setelah memikir sejenak, “anak mengambil keputusan untuk kembali<br />

ke Leng Coa To. In Kouwnio harus bisa beristirahat sedapat mungkin Andai kata kita tak bisa<br />

berhasil menolong Han Hoejin, kita sedikitnya harus menolong In Kouwnio.”<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1088

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!