20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

tanyanya. "Yang mana Song Tay hiap" Sudah lama kudengar nama besarnya dan aku ingin<br />

sekali bertemu muka."<br />

"Nama itu hanya nama kosong belaka dan tidak-cukup berharga untuk di-sebut2," kata orang<br />

vang bertahi lalat. "Touw heng terlalu merendahkan diri."<br />

Sesaat itu, si berangasan sudah melompat pula keatas punggung kudanya. "Lukanya sangat<br />

berat dan harus segera ditolong " katanya. "Biarlah kita saja yang membawanya."<br />

Orang yang bertahi lalat lalu merangkap ke dua tangannya seraya berkata dengan suara manis:<br />

"Untuk capai lelah Touw heng yang dari jauh sudah mengantar sampai disini, Siauwte<br />

menghaturkan banyak terima kasih."<br />

Tauw Tay Kim segera membalas hormat dan mengucapkan perkataan merendahkan diri.<br />

"Saudara itu mendapat luka yang sangat berat, maka biarlah kami saja yang membawanya<br />

keatas gunung untuk segera ditolong." kata pula orang itu.<br />

Toaw Tay Kim yang memang ingin melepas kan diri dari tanggung jawab selekas mungkin<br />

lantas saja berkata: "Biarlah. Kalau begitu di sini saja kami menyerahkan tuan itu kepada<br />

Butong-pay."<br />

"Touw heng jangan kuatir," kata orang itu. "Sekarang Siauwte yang bertanggung jawab.<br />

Apakah ongkos piauw sudah dibayar?"<br />

"Sudah dibayar cukup," jawabnya.<br />

Orang itu lalu mengeluarkan sepotong emas yang beratnya kira2 seratus tahil dan berkata<br />

sambil mengangsurkan kepada Touw tay Kim: "Ini untuk beli teh, harap Touw heng suka<br />

mem-bagi2kan kepada saudara2 yang lain."<br />

Cong piaw tauw itu menolak dengan keras. "Dua ribu tahil emas sudah lebih daripada cukup."<br />

katanya. "Aku bukan seorang temaha."<br />

"Hm Dua tahil emas..." kata orang yang bertahi lalat itu. Dua kawannya lantas saja majukan<br />

tunggangan mereka, yang satu melompat keatas kereta, mengambil Ies dari tangan kusir dan<br />

lalu menjalankan kereta itu sedang yang satunya lagi mengikuti dari belakang.<br />

Orang yang bertahi lalat mengayun tangan dan melemparkan potongan emas itu kearah Touw<br />

Tay Kim. "Touw heng jangan berlaku sungkan," katanya seraya tertawa. "Kalian kem ball<br />

saja kekota Lim an."<br />

Melihat potongan emas melayang kehadapan nya, Touw Tay Kim terpaksa menyambutnya.<br />

Sebenarnya ia masih ingin memulangkannya tapi orang itu sudah berlaku dengan kaburkan<br />

tunggangannya.<br />

Disebelah kejauhan ia lihat lima orang mengiring kereta yang muat Jie Tay Giam dan sesudah<br />

membelok disuatu tikungan mereka menghilang dari pemandangan. Dilain saat melihat<br />

potongan emas yang dicekal dalam tangannya, ia terkesiap karena terdapatnya sepuluh tapak<br />

jari yang dalamnya kira2 setengah dim. Apa yang lebih luar biasa, ialah, tapak jari2 itu,<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 96

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!