20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

tangannya yang berbentuk golok. Bagaikan kilat Boe Kie mengubah gerakannya. Ia membuat<br />

lingkaran dengan kedua tangannya dalam pukulan Song Hong Koan Nyie. Kali ini terlihatlah<br />

lihainya ajaran Thio Sam Hong mengenai Wan Coan Poet Toan. Begitu ia mengerahkan<br />

te<strong>naga</strong>, tubuh Oe Boen Cek terhuyung. Dengan saling susul Boe Kie segera membuat<br />

lingkaran-lingkaran. Lingkaran di kiri, lingkaran di kanan, lingkaran besar, lingkaran rata,<br />

lingkaran berdiri, lingkaran miring setiap lingkaran meruapakan bola dunia.<br />

Diserang begitu, Oe Boen Cek tak bisa mempertahankan diri lagi. Tubuhnya limbung,<br />

terhuyung kian kemari seperti orang mabuk arak. Tiba-tiba dengan nekat dia menyodok<br />

dengan lima jari tangannya. Boe Kie menyambut dengan Ia Chioe (tangan awan) tangan kiri<br />

tinggi, tangan kanan lebih rendah dan dengan sekali membuat lingkaran, ia sudah<br />

menggulung lengan musuh dalam lingkaran itu. Hampir berbareng, ia mengeluarkan te<strong>naga</strong><br />

Kioe Yang Sin Kang. Krek krek krek! tulang lengan Oe Boen Cek hancur beberapa tempat.<br />

Mengingat kekejaman musuh dan mengingat pula nasib kedua orang tuanya. Boe Kie turun<br />

tangan tanpa sungkan-sungkan. Dengan saling susul ia membuat lingkaran-lingkaran In Chioe<br />

diikuti suara patah atau hancurnya tulang setelah lengan kanan, lengan kiri, kemudian betis<br />

kiri dan betis kanan. Sambil mengeluarkan teriakan menyayat hati, Oe Boen Cek terguling.<br />

Seumur hidup Boe Kie belum pernah begitu gusar. Kalau bukan ingin mendapatkan Hek Giok<br />

Toan Siokko, ia tentu sudah mengambil jiwa musuh besar itu.<br />

Salah seorang pengikut Tio Beng lantas saja memburu dan mendukung jago yang roboh itu,<br />

dibawa balik ke barisan sendiri.<br />

Si botak A Jie melompat ke luar dan tanpa menegur lagi, ia menghantam dada Boe Kie.<br />

Sebelum telapak tangan musuh tiba, Boe Kie sudah merasai tindihan te<strong>naga</strong> yang sangat<br />

berat, maka ia buru-buru mengeluarkan pukulan Sia Hwie Sit untuk menolaknya. Tanpa<br />

mengeluarkan sepatah kata, A Jie menancapkan kedua kakinya di lantai dan mengirim<br />

pukulan berantai yang disertai Lwee Kang yang sangat dahsyat. Melihat pukulan dan usia<br />

musuh, Boe Kie menduga bahwa dia adalah kakak seperguruan Oe Boen Cek. Dia kalah gesit,<br />

tapi te<strong>naga</strong>nya lebih besar daripada Oe Boen Cek.<br />

Dengan menggunakan Kouw Koat (teori) menempel dan menarik dari Thay Kek Koen. Boe<br />

Kie coba mendorong, tapi te<strong>naga</strong> dalam musuh terlalu kuat. Bukan saja ia tidak berhasil,<br />

bahkan dia sendiri kena didorong dan terhuyung beberapa kali. Tiba-tiba semangat Boe Kie<br />

terbangun, biarlah aku melawan Lwee Kang dengan Lwee Kang, katanya di dalam hati. aku<br />

akan lihat Lwee Kang Siauw Lim atau Kioe Yang Sin Kang yang lebih lihai.<br />

Sesaat itu, telapak tangan si botak kembali menyambar. Sambil mengerahkan Kioe Yang Sin<br />

Kang, Boe Kie memapaki dengan tangannya. Itulah keras melawan keras. Dengan<br />

mengeluarkan suara nyaring, kedua tangan kebentrok dan tubuh kedua lawan sama-sama<br />

bergoyang.<br />

Thio Sam Hong terkejut, dengan cara itu, siapa lebih kuat siapa menang dan bertentangan<br />

dengan teori Thay Kek Koen. Pikirnya. kakek itu memiliki Lwee Kang luar biasa tinggi, yang<br />

jarang terlihat dalam rimba persilatan. Dalam gebrakan tadi, anak itu mungkin sudah<br />

menderita luka.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 900

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!