20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

"Aku hanya ingat hal soal menolong Giehoe. Tapi ada waktu untuk menanyakan itu?"<br />

Si nona menghela napas dan tidak berkata apa-apa lagi.<br />

"Mengapa kau jengkel?"<br />

"Bagimu soal itu soal remeh, bagiku soal besar. Sudahlah! Nanti saja, sesudah tertolong,<br />

baru kita tanyakan Cia Tayhiap. Hanya... kukuatir ...”<br />

“Kuatir apa? Apa kau kuatir aku tak bisa meenolong Giehoe ?"<br />

"Beng kauw lebih kuat daripada Siauw lim-pay. Kalau mau, kita tentu bisa menolong Cia Tay<br />

hiap. Aku hanya kuatir Cia Tay hiap sudah mengambil keputusan untuk mati guna membayar<br />

hutang kepada Kong kian Taysoe."<br />

Boe Kie pun mempanyai dugaan itu. "Apa kau rasa akan terjadi kejadian itu?" tanyanya.<br />

"Harap saja tidak" jawabnya.<br />

Ketika tiba di depan gubuk suami siteri Touw, Tio Beng tertawa dan berkata, “Rahasiamu<br />

sudah terbuka. Kau tak bisa menjustai mereka lagi." Seraya berkata begitu, ia menolak pintu<br />

bertindak masuk.<br />

Mendadak mereka mengendus bau darah. Boe Kie kaget dan secepat kilat mendorong Tio<br />

beng keluar pintu. Hampir berbareng di tempat yang gelap itu tangan seorang coba<br />

mencengkeram dia. Cengkeraman itu dikirim seperti kilat sama sekali tak mengeluarkan suara<br />

dan tahu-tahu lima jari tangan sudah menyentuh kulit muka. Boe Kie tak keburu berkelit lagi.<br />

Jilid 72_______________________<br />

Ia segera menendang dada si penyerang. Orang itu menyambut dengan menyikut Hoantiauw<br />

hiat dibetis Boe Kie. Ditempat gelap Boe Kie tak bisa lihat gerakan lawan tapi perasaan nya<br />

sangat tajam. Ia merasa bahwa jika menarik pulang tendangannya orang itu akan merengsek<br />

dan akan coba mengorek biji matanya dengan tangan kiri. Maka itu, dia meneruskan<br />

tendangannya dan tangan nya menyambut gerakan mencengkram. Dugaannya sangat jitu.<br />

Tangannya menangkap tangan lawan. Tapi pada detik itu, Hoan Tiauw hiatnya tersikut kaki<br />

kanannya lemas dan ia berlutut dengan sebuah kaki.<br />

Sebenarnya, ia sudah mengerahkan te<strong>naga</strong> untuk mematahkan tangan yg dicekalnya. Tapi<br />

sebab tangan itu kecil lemas dan ia berlutut dengan sebuah kaki.<br />

Sebenarnya, ia sudah mengerahkan te<strong>naga</strong> untuk mematahkan tangan yg dicekalnya. Tapi<br />

sebab tangan itu kecil lemas dan tak salah lagi tangan seorang wanita, ia tak tega. Ia hanya<br />

mengangkat dan melontarkan tubuh orang itu. Tiba2 ia merasa pundak kanannya merasa sakit<br />

tertusuk senjata tajam.<br />

Sementara itu sudah dilontarkan Boe Kie penyerang tersebut kabur, tapi selagi ia melompat<br />

keluar dari gubuk itu, tangannya menghantam muka Tio Beng yg berdiri diluar pintu. Boe Kie<br />

tahu, si nona takkan kuat menangkis pukulan itu. Dengan menahan sakit, ia turut melompat<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1312

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!