20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Sekonyong2 Thio Coei San bangun seraya berkata "apa yang dikatan Sie ko sedikitpun tak<br />

salah. Orang yang mencelakakan Sam ko mestinya berada didaerah Kanglam, marilah kita<br />

sama2 cari manusia itu. Akan tetapi orang Siauw lin pay yang sudah turunkan tangan begitu<br />

kejam juga tidak boleh dibiarkan begitu saja."<br />

"Wan Kiauw bagaimana kita harus menghadapi urusan ini?" tanya Thio Sam Hong sambil<br />

menengok kepada muridnya. Selama berapa tahun yang paling akhir segala urusan besar dan<br />

kecil dalam Boe tong pay memang sudah di serahkan kepada murid itu oleh sang guru.<br />

Sebagai seorang yang pandai bekerja dan selalu bertindak dengan hati2, sebegitu jauh Wan<br />

Kiauw belum pernah mengecewakan pengharapan gurunya.<br />

Mendengar pertanyaan itu ia lantas saja bangun berdiri dan segera menjawab dengan sikap<br />

hormat, "Soehoe urusan ini bukan hanya urusan membalas sakit hati Sam tee, tapi juga<br />

bersangkut paut dengan keselamatan nama dan Boe tong pay. Kalau kita bertindak salah<br />

sedikit saja akibatnya bisa hebat sekali dan mungkin merupakan bencana besar bagi seluruh<br />

rimba Persilatan. Maka itu dalam urusan yang sangat besar ini tee coe memohon petunjuk dan<br />

keputusan Soehoe sendiri."<br />

"Baiklah", kata Thio Sam Hong "bersama Siauw Kee dan Lie Heng kau pergi kekuil Siauw<br />

lim sie dan menyerahkan suratku kepada Hong thio Hong hoat Sian soe serta ceritakan juga<br />

se-terang2nya. Kau boleh tambah dengan permintaan supaya Hong-hoat Siansoe suka<br />

memberi petunjuk2. Dalam urusan Siawlim pay menurut hematku, kita boleh tak usah<br />

mencampuri. Siauwlim pay adalah sebuah partai persilatan yang memegang keras segala<br />

peraturannya, sedang Hong hoat Siansoe pun seorang yang sangat dihormati dalam Rimba per<br />

silatan. Maka itu, aku merasa pasti, bahwa soal yang mengenakan Siauw lim pay dapat di<br />

bereskan oleh mereka sendiri."<br />

Ketiga murid itu lantas jaja mengiakan de ngan sikap menghormat.<br />

"Kalau hanya untuk mengirim sepacuk surat Liok Sietee sendiri sudah lebih daripada cukup,"<br />

pikir Thio Siong Kee. "Mengapa Soehoe memerintahkan juga Toasoeko dan aku sendiri untuk<br />

pergi bersama? Perintah ini pasti mempunyai maksud yang lebih dalam. Mungkin sekali<br />

Soenoe kuatir Siauw limpay akan rewel dan ingin supaya kita bertiga bisa bertindak dengan<br />

mengimbangi selatan,"<br />

Sesaat kemudian benar saja sang guru berkata pula: "Perhubungan antara partai kita dan<br />

Siauw lira pay tidak begitu erat. Aku adalah seorang murid Siauw lim sie yang telah kabur<br />

dari tersebut. Mungkin sekali karena memandang usiaku yang sudah lanjut, mereka tidak<br />

menyatroni Boetong san dan menyeretku kembali ke Siauw lim-sie. Tapi biar bagaimanapun<br />

jua, antara kedua partai masih mempunyai sangkut paut." Ia tertawa dan kemudian berkata<br />

pula. "Kalau sudah tiba di Siauw lim sie kau bertiga harus bersikap hormat terhadap Hong<br />

boat Hong thio. Tapi kamipun tak boleh bikin merosot derajatnya partai kita."<br />

Ketiga murid itu manggut2kan kepala sebagai janji, bahwa mereka akan memperhatikan<br />

segala pesanan sang guru. Thio Sam Hong menengok kepada Thio Coei Sam dan berkata<br />

pula: "Coei San, besok kau berangkat ke Kanglam untuk menyelidiki urusan ini dan dalam<br />

segala hal kau harus mendengar perkataan Jie soeko." Murid ia lantas saja membungkuk dan<br />

mengiakan<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 111

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!