20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Sambil menarik kereta salju Boe Kie, Coe Jie berkata, <strong>Mar</strong>i kita berangkat sekarang.<br />

Keberangkatan mereka diliaht Song Ceng Soe yang lantas saja mengejar. Sambil menghadang<br />

di tengah jalan dengan melintangkan pedangnya, ia membentak, Nona, jangan pergi dulu!<br />

Mengapa kau mencegat kami? tanya si nona.<br />

Asal usulmu sangat mengherankan, kau tak bisa pergi begitu saja, jawabnya.<br />

Ada sangkut pautkah asal usulku dengan pribadimu? tanya Coe Jie dengan suara tawar.<br />

Biat Coat yang ingin menerjang musuh selekas mungkin jadi sangat tidak sabaran dan dengan<br />

sekali sekelebat, ia sudah berhadapan dengan Coe Jie. Hampir berbareng ia menotok jalan<br />

darah si nona di bagian punggung, pinggang dan betis. Tanpa bisa melawan Coe Jie roboh di<br />

pasir.<br />

Sesudah itu, seraya mengibas pedangnya si nenek berteriak, Hari ini kita membuka larangan<br />

<strong>membunuh</strong> untuk membasmi bersih kawanan siluman! Bersama In Lie Heng dan Ceng hie<br />

yang masing-masing memimpin rombongan murid Go Bie, ia dalam pertempuran melawan<br />

Swie Kim-ke dibawah pimpinan Ho Thay Cong dan Pan Siok Ham, rombongan Koen Loenpay<br />

sudah berada di atas angin. Maka itu penyerbuan Go Bie dan Boe Tong sudah segera<br />

menghancurkan garis pembelaan Swie Kim-kie.<br />

Dengan kepandaiannya yang sangat tinggi, Biat Coat mengamuk bagaikan harimau gila. Tak<br />

seorangpun dapat melawan dalam tiga jurus. Ia menerjang berputar-putar, pedangnya<br />

berkelabat kian kemari dan dalam sekejap, tujuh anggota Mo kauw sudah binasa dibawah<br />

pedangnya.<br />

Melihat kehebatan si nenek, Ciang Kie Soe dari Swie Kim-kie Chung Ceng namanya, segera<br />

menghampiri sambil memutar toya Long gee pang (toya bergigi serigala). Sekarang barulah<br />

Biat Coat tertahan. Sesudah bertanding belasan jurus seraya menggertak gigi, nenek itu segera<br />

mencecar musuhnya dengna jurus-jurus Go Bie Kiam hoat yang makin lama jadi makin<br />

gencar. Tapi Chung Ceng bukan orang sembarangan. Sedikitnya sementara waktu, ia masih<br />

dapat melayani pemimpin Go Bie-pay itu.<br />

Banyak jago yang berkepandaian tinggi, tapi dalam menghadapi In Lie Heng, Ceng Hie, Song<br />

Ceng Soe, Ho Thay Ciong dan Pan Siok Hem yang ahli-ahli silat kelas utama, mereka tidak<br />

bisa berbuat banyak. Dalam beberapa saat saja, banyak anggota Mo kauw roboh tanpa<br />

bernafas.<br />

Melihat kerusakan pada pihaknya bagaikan orang kalap, Chung Ceng mengirim tiga pukulan<br />

berantai sehingga mau tak mau Biat Coat terpaksa mundur selangkah. Chung Ceng mendesak<br />

dan mengirim pukulan ke-empat ke arah batok kepala si nenek Biat Coat seraya menotok toya<br />

musuh dengan jurus Soen-soei Toei couw (dengan mengikuti aliran air, mendorong perahu).<br />

Diluar dugaan, pemimpin Swie Kim-kie itu memiliki Lweekang dan Gwakang yang sangat<br />

tinggi. Melihat sambaran pedang musuh, sambil membentak keras ia melawan dengan<br />

toyanya.<br />

Prak! pedang Biat Coat patah jadi tiga potong.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 662

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!