20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

pertama didapat olehnya. Sesudah bertanding tiga puluh jurus lebih, tiba tiba Boe Kie<br />

berduduk di atas geladak dan kedua tangannya memeluk betis Siang seng. Itulah salah satu<br />

pukulan terhebat dalam Ilmu Seng hwee leng yang dikenal, tapi belum pernah digunakan oleh<br />

Siang seng ong sendiri. Begitu lekas kedua tangannya memeluk, dengan sepuluh jari<br />

tangannya Boe Kie mencengkeram Tiong tauw dan Coe peng hiat di betis lawan. Siang seng<br />

Po soe eng lantas saja lemas badannya. Ia menghela nafas dan menyerah kalah.<br />

Tapi mendadak saja di dalam hati pemuda itu muncul rasa sayang terhadap kepandaian Siang<br />

seng. Sambil melepaskan cengkeraman dan pelukannya ia berkata, “Kepandaianmu sangat<br />

tinggi dan biarlah kau mempertahankan nama besarmu. Pergilah!”<br />

Siang seng Po soe ong merasa berterima kasih bercampur malu. Buru2 ia melompat balik ke<br />

kapalnya sendiri.<br />

Ketika itu Cia Soen dan Cie Jiak sudah menyeret keluar Kong tek dan Hoa hie ong dari dalam<br />

gubuk kapal dan menjaga kedua tawanan penting itu dengan To liong to dan Ie thian kiam<br />

terhunus.<br />

Melihat kekalahan Siang seng ong dan tertawannya Kong tek dan Hoa hie ong, Tay seng po<br />

soe ong ciut nyalinya. Ia tahu bahwa jika kapal yang ditumpangi rombongan Boe Kie<br />

ditenggelamkan juga, pihaknyapun akan menderita kerugian besar, yaitu binasanya empat<br />

pemimpin penting dari Cong kauw. Maka itu sesudah memikir beberapa saat, ia segera<br />

memberi tanda dan menarik pulang semua kawan kawannya, terhitung yang sudah selulup di<br />

air ke kapal sendiri.<br />

“Lekas antarkan Tay Kie kemari dan luluskan tiga syarat Kim mo Say ong!” teriak Tio Beng.<br />

Sesudah selesai berunding, Tie hwie ong berseru, “Kami bersedia untuk meluluskan<br />

permintaanmu, tapi kamu harus menjawab pertanyaan. Ilmu silat pemuda itu terus terang ilmu<br />

silat kami. Darimana ia mendapatkannya? Kamu harus memberi keterangan yang sejelas<br />

jelasnya.”<br />

Sambil menahan tertawa, nona Tio menjawab. “Kamu semua manusia manusia tolol.<br />

Dengarlah! Pemuda itu adalah murid kedelapan dari Kong beng soe cia kami. Tujuh kakak<br />

dan tujuh adik seperguruannya tak lama lagi akan tiba disini. Kalau mereka datang, kamu<br />

semua akan dibasmi bersih.”<br />

Tie hwee ong sangat pintar, tapi ia tak begitu paham bahasa Tionghoa dan hanya bisa<br />

menangkap enam tujuh bagian dari perkataan Tio Beng. Ia tahu bahwa nona itu sedang<br />

omong kosong. Sesudah memikir sejenak, ia berkata, “Baiklah! Saudara saudara pulangkan<br />

Tay Kie.”<br />

Dua orang anggota Cong kauw lantas saja mengantarkan Tay Kie ke kapal Boe Kie. Dengan<br />

dua kali menyabet dengan Ie thian kiam Cie Jiak memutuskan rantai yang mengikat kaki<br />

tangan Cie san Liong ong. Melihat ketajaman pedang itu, kedua pengantar ketakutan setengah<br />

mati dan buru buru kembali ke kapal mereka.<br />

“Kamu boleh segera berangkat pulang,” kata Tie hwie ong. “Kami akan mengirim sebuah<br />

perahu kecil untuk mengikuti dari belakang.”<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1104

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!