20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Itulah sebabnya, mengapa Lian Cioe mencegah niatan So So Dengan paras muka tidak<br />

berubah, ia bertanya: "Sebab apa tuan menawan anak itu ?"<br />

"Sebelum aku menjawab, kau lebih dulu harus menolak perahumu sampai kira-kira delapan<br />

tombak dari tepi sungai," kata sipengemis.<br />

Lian Cioe mengerti, bahwa sesudah perahu terpisah jauh dari tepian, Boe Kie makin sukar<br />

ditolong. Tapi karena anak itu menghadapi bencana, ia tidak dapat berbuat lain daripada<br />

menurut. Ia lalu menjemput rantai sauh dan sekali menyentak, sauhnya yang beratnya kirakira<br />

lima puluh kati sudah melompat keluar dari permukaan air.<br />

Melihat Lweekang Jie Jiehiap yang sangat tinggi itu, paras muka si tua agak berubah.<br />

Dengan jantung berdebar keras, Coei San mengambil gala dan menotol tanah, sehingga<br />

perahu itu lantas saja bergerak ketengah sungai.<br />

"Lebih jauh sedikit ?" teriak pengemis itu.<br />

"Apa belum delapan tombak ?" tanya Coei San dengan mendongkol.<br />

"Waktu mengangkat sauh Jie Jiehiap telah memperlihatkan Lweekang yang begitu tinggi,"<br />

kata si tua sambil tertawa "Maka itu, biarpun sudah terpisah delapan tombak, aku yang rendah<br />

masih sangat kuatir,"<br />

Apa boleh buat, Coei San mendorong pula sejauh beberapa tombak.<br />

"Apakah aku boleh mendapat tahu she dan nama tuan yang mulia ." tanya Lian Cioe sambil<br />

menyoja.<br />

"Aku yang rendah hanyalah seorang perajurit yang tidak masuk hitungan dalam Kay pang<br />

(Partai pengemis), sehingga namaku hanya akan mengotor kuping Jie Jiehiap," jawabnya.<br />

Melihat pengemis itu menggendong enam buah karung, Lian Cioe merasa heran, sebab<br />

seorang pengemis yang membawa karung sebanyak itu mempunyai kedudukan yang cukup<br />

tinggi. Disamping itu. sepanjang pengetahuannya, Kay pang adalah sebuah partai yang selalu<br />

melakukan perbuatan perbuatan mulia, sedang Pangcoe dari partai itu adalah sahabat karib<br />

dari Toa seekonya, Song Wan Kiauw.<br />

Selagi ia berpikir, tiba tiba So So berkata: "Apakah, Boe san pang dari Soe coan timur sudah<br />

dipersatukan dengan Kay pang? Kalau tidak salah, dalam partai pengemis tidak terdapat orang<br />

yang seperti tuan."<br />

Si tua mengeluatkan seruan tertahan, bahna kagetnya. Sebelum ia menjawab, So So sudah<br />

berkata pula : "Ho Loosam, kau jangan main gila. Jika kau mengganggu selembar rambut<br />

anakku, aku akan mencincang tubuh Bwee Ciok Kian !"<br />

Pengemis itu kaget tak kepalang, sehingga paras mukanya berubah pucat. Sesaat kemudian,<br />

sesudah dapat menenteramkan hatinya, ia berkata: "In Koawnio mempunyai mata yang sangat<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 285

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!