20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

waktu supaya tokoh-tokoh keenam partai yang baru mendapat obat keburu pulih te<strong>naga</strong><br />

dalamnya. Sambil tertawa terbahak-bahak, ia berteriak.<br />

“tua bangka she Ho! Sungguh besar nyali soehengmu. Dia berani menculik selir Ong Ya. Aku<br />

sudah menangkap kedua-duanya. Tua bangka! Apa kau berani melindungi soehengmu yang<br />

kotor itu? Ali Chewa Cong Koan, mengapa kau tak lantas membekuk tua bangka itu? Dia dan<br />

kakaknya berdosa besar dan harus mendapat hukuman mati. Dengan membekuk dia, kau akan<br />

mendapat hadiah besar.<br />

Ali Chewa melirik Ho Pit Ong. Ia niat turun tangan, tapi ia merasa jeri kepada jago tua yang<br />

berkepandaian tinggi itu. Di dalam hati, ia merasa heran Kouw Touwtoo tiba-tiba bisa bicara.<br />

Ia tahu, bahwa kejadian itu mesti ada latar belakangnya. Tapi iapun tidak dapat mengabaikan<br />

bukti yang nyata dan dengan mata kepala sendiri ia telah melihat Lok Thung Kek dan Han<br />

Kie di dalam selembar kasur. Sesudah memikir sejenak, ia berseru, “Kauw Tay Soe, kau<br />

turunlah! <strong>Mar</strong>i kita pergi kepada Ong Ya supaya bisa memutuskan siapa yang salah siapa<br />

yang benar. Kalian bertiga adalah Cianpwee yang berkedudukan tinggi. Terhadap siapapun<br />

SiauwJin tidak berani bertindak.<br />

Hoan Yauw adalah seorang pemberani. Ia segera menghitung-hitung untung ruginya usul Ali<br />

Chewa. Ia merasa bahwa dengan menghadap Jie Lam Ong, ia bisa mengulur waktu sampai<br />

te<strong>naga</strong> dalam tokoh-tokoh keenam partai pulih kembali. Maka itu, ia lantas saja berteriak,<br />

“Bagus! Bagus! Aku justru ingin minta hadiah, dari Ong Ya. Ali Cong Koan, tahanlah tua<br />

bangka she Ho itu, jangan sampai dia kabur.<br />

Tapi baru saja Hoan Yauw habis bicara, sekonyong-konyong terdengar suara tindakan kuda<br />

yang sangat ramai dilain saat. Sejumlah penunggang kuda menerobos masuk ke pekarangan<br />

kelenteng dan terus menghampiri menara.<br />

Para boesoe serentak membungkuk dan berseru, “Siauw Ong Ya! (Siauw Ong Ya – Raja<br />

Muda Kecil berarti putera Jie Lam Ong)<br />

Hoan Yauw mengawasi ke bawah. Ia mendapat kenyataan bahwa yang mengepalai<br />

rombongan itu adalah seorang pemuda yang mengenakan jubah sangat indah dengan topi<br />

emas dan menunggang seekor kuda bulu putih yang kelihatannya sangat garang. Ia mengenali<br />

bahwa pemuda itu bukan lain daripada kkt, alias Ong Po Po, putera Jie Lam Ong.<br />

“Mana Han Kie? bentak pangeran muda “Hoe Ong marah besar, beliau memerintahkan aku<br />

menyelidi sendiri.<br />

Ali Chewa segera menerangkan bahwa Han Kie diculik Lok Thung Kek yang sekarang sudah<br />

dibekuk Kouw Touwtoo.<br />

“Dusta! teriak Ho Pit Ong. “siauw ong ya, Kouw Touwtoo mata-mata musuh dan dia telah<br />

mencelakai soehengku…. “<br />

Alis Ong Po Po berkerut, “Sudahlah, katanya, “Semua orang turun dan kita bisa bicara dengan<br />

perlahan.<br />

Sebagai seorang yang sudah berdiam lama di gedung raja muda. Hoan Yauw mengenal Ong<br />

Po Po sebagai seorang yang cerdik dan pandai. Kepandaian pemuda itu bahkan melebihi<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 994

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!