20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

“Thio Kauwcoe tak usah berlaku sungkan,” kata Touw ok. “Apabila didalam kalangan Beng<br />

Kauw terdapat orang lain yang berkepandaian sama tingginya seperti Kauwcoe maka dengan<br />

dua orang saja Kauwcoe akan bisa membinasakan kami bertiga. Tapi menurut pendapat<br />

loolap didalam dunia tak ada yg bisa menyamai kepandaian Kauwcoe. Maka itu sebaiknya<br />

kauwcoe menggunakan lebih banyak orang untuk mengurubuti kami.”<br />

Tioe Can Tiat koan Toojin dan lain2 saling mengawasi. Mereka menganggap Touw Ok sangat<br />

sombong. Tapi dalam kesombongan itu, si pendeta mengakui bahwa didalam dunia tak ada<br />

orang bisa menandingi Bie Koe, satu pujian tinggi bagi Kauwcoe mereka.<br />

Boe Kie membungkuk dan berkata, “Biarpun agama kami tidak bisa berendeng dengan Siauw<br />

Lim pay, tapi dalam sejarah ratusan tahun kami masih memiliki juga beberapa orang pandai.<br />

Aku sendiri sebenarnya menduduki kursi kauwcoe hanya untuk sementara waktu. Kalau<br />

bicara tentang kepandaian, di dalam agama kami terdapat banyak orang yg berkepandaian<br />

lebih tinggi daripada aku. Wie Hok ong serahkanlah karcis nama ini kepada Sam wie ko<br />

ceng!” Sehabis berkata begitu ia merogoh saku dan mengeluarkan selembar karcis nama yg<br />

tercantum nama2 para tokoh Beng Kauw yg berkunjung.<br />

Wie It Siauw mengerti bahwa Boe Kie ingin supaya ida memperlihatkan ilmu ringan<br />

badannya yang tiada keduanya di dalam dunia. Ia membungkuk dan menyambuti karcis nama<br />

itu. Mendadak tanpa memutar tubuh ia melesat atau lebih benar terpental bagaikan<br />

menyambarnya sebutir peluru ketengah2 tiga pohon siong dn dalam satu gerakan yang indah,<br />

menyodorkan karcis nama itu kepada Touw Ok.<br />

Ketiga tetua Siauw Lim itu sudah kenyang makan asam garam dunia dan mempunyai<br />

pengalaman yang sangat luas. Tapi ilmu ringan badan yg lihai itu baru pernah dilihatnya.<br />

Tanpa terasa mereka berseru “Bagus!”<br />

Dengan membungkuk sedikit Touw ok menyambuti karcis nama itu. Begitu lima jari<br />

tangannya menyentuh kertas, begitu Wie It siauw merasa badannya kesemutan. Ia terkejut dan<br />

segera mengerahkan lweekang untuk melawannya.<br />

Sedetik kemudian Youw Ok sudah mengambil karcis nama itu dan giliran te<strong>naga</strong> lweekannya<br />

yang dirasai Ceng ek Hok ong lantas saja hilang. Paras muka Wie it siauw berubah. Ia tak<br />

menduga bahwa pendeta itu memiliki lweekang yg sedemikian tinggi. Ia tidak berani berdiam<br />

lama2 disitu. Sesudah memanggutkan kepala, ia melayang diatas rumput dan kembali kepada<br />

Boe Kie. Ilmu ringan badan yg digunakannya ialah Co siang hoei (Terbang diatas rumput).<br />

Biarpun bukan ilmu luar biasa, ia melakukannya secara lain dari yang lain.<br />

Kong boen dan Kong tie tahu dengan mendapat pelajaran dari dan latihan semata2 orang tak<br />

dapat mencapai ilmu ringan badan pada tingkat yang begitu tinggi. Disamping guru dan<br />

latihan, Wie Hok Ong mempunyai bakat yang tidak dipunyai orang lain.<br />

“Sesudah Thio Kauwcoe mengambil keputusan untuk tiga melawan tiga, bolehkan loolap<br />

mendapat tahu, disampai Wie Hok Ong siapa lagi yang memberi pelajaran kepada kami?”<br />

tanya Touw Ok.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1321

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!