20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Boe Kie mencelos hatinya. "Dia - - - dia, kena racun? Kau yang meracuni?” tanyanya<br />

kemudian, Ia membungkuk dan membuka kelopak mata kiri Tio Beng. Sesaat itu mendadak ia<br />

merasa punggungnya kesemutan. Ia ditotok Cie Jiak.<br />

"Celaka!" ia mengeluh dan tubuhnya bergoyang-goyang. Sebab memiliki Lwekang yang<br />

sangat kuat, biarpun tertotok, ia tidak lantas roboh. Cepat-cepat ia mengerahkan te<strong>naga</strong> dalam<br />

untuk melancarkan jalan darahnya. Tapi Cie Jiak tak tinggal diam, bagaikan kilat ia mengirim<br />

lima totokan lain di lima "hiat" besar, yaitu dipundak dan di punggung.<br />

Meskipun lihay, Boe Kie tak kuat melawan enam totokan itu. Ia roboh terjengkang, tiba-tiba<br />

sinar hijau berkelebat dan Cie Jiak menuding dadanya dengan pedang.<br />

"Thio Boe Kie, hari ini kuambil jiwamu!" bentaknya. "Aku tak perduli setannya. In Lee terus<br />

saja mengganggu aku. Aku tidak. bisa hidup lebih lama lagi, <strong>Mar</strong>i kita mati bersama!" Seraya<br />

berkata begitu, ia mengayun pedang untuk menikam Boe Kie.<br />

"Tahan!" mendadak terdengar teriakan seorang wanita. "Cie Jiak, aku belum mati."<br />

Cie Jiak menengok. Seorang wanita baju hitam melompat keluar dari alang-alang dan<br />

menotok punggungnya. Cie Jiak berkelit dan wanita itu memutar tubuh sehingga mukanya<br />

kena sinar rembulan. Muka itu sangat cantik tapi di muka yang ayu itu terdapat goresangoresan<br />

bekas luka. Boe Kie lantas saja mengenali bahwa dia itu bukan lain dari pada In Lee.<br />

Bengkak-bengkak di muka nona In sudah hilang dan biarpun terdapat tanda bekas luka,<br />

kecantikan si nona tidak berkurang. Boe Kie lantas saja ingat si gadis cilik yang mengikut<br />

Kim hoa Popo dan yang pertama kali ditemuinya di Ouw tiap kok.<br />

Sesudah berkelit, Cie Jiak menuding dada Boe Kie dengan pedangnya. “Kalau kau maju<br />

setindak lagi, aku ambil jiwanya,” ia mengancam.<br />

In Lee benar saja tak berani bergerak! "Apa belum cukup kau melakukan perbuatan jahat?"<br />

katanya dengan suara bingung.<br />

"Apa kau manusia atau setan?" tanya nona Cioe.<br />

"Tentu saja manusia,” jawabnya.<br />

Mendadak Boe Kie berteriak, "Coe Jie!” Ia melompat dan memeluknya. "Oh, Coe Jie! Kau<br />

membuat aku sangat menderita!" katanya dengan suara parau. Dipeluk begitu, In Lee tak bisa<br />

berkutik lagi.<br />

Cie Jiak tertawa geli. Sesudah memasukkan pedang ke sarung, ia berkata. "Huh-huh<br />

Menyamar menjadi setan untuk menakut-nakuti aku. Jika aku tidak menggunakan tipu, kau<br />

tentu masih belum mau keluar." Sehabis berkata begitu ia menghampiri Tio Beng dan<br />

membuka jalan darah nona Tio!<br />

Tio Beng menghela napas. Sesudah menjadi tawanan Cie Jiak, ia bergirang sebab dengar<br />

pengakuan Boe Kie! Tapi baru bergirang ia sudah berkuatir lagi sebab munculnya nona In.<br />

"Lepaskan aku!“ kata In Lee. "Tio Kouwnio dan Cioe Kouwnio berada djsini. Apa kau tak<br />

malu!"<br />

Boe Kie tersenyum." Melihat kau hidup kembali, aku kegirangan,“ katanya "Tapi .. tapi<br />

bagaimana bisa jadi begitu?“<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1445

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!