20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sehingga mereka bisa hidup dengan tenteram. Mereka mempersiapkan barang-barang untuk<br />

melakukan perjalanan jauh. Boe Kie mengerti bahwa persiapan itu adalah untuk pergi ke<br />

pulau Peng hwee-to guna membalas budi.<br />

Malam itu ia tak bisa tidur, pikirannya melamun, membayangkan hal-hal yang akan terjadi di<br />

pulau itu nanti. Ia akan bisa berkumpul dengan Coe Kiu Tin, Coe Pehpeh, Yauw Jie Siok dan<br />

ayah angkatnya dengan kehidupan yang bahagia, tanpa penindasan dari penjajah Goan.<br />

Mengingat itu semua, hatinya jadi gembira. Sampai tengah malam, ia masih bolak-balik di<br />

atas pembaringan. Tiba-tiba ia mencium bau wangi dan satu bayangan manusia kelihatan<br />

berkelabat, ternyata bayangan itu adalah Coe Kiu Tin, mendadak wajah Boe Kie berubah<br />

merah.<br />

Perlahan-lahan si nona mendekati pembaringan dan berbisik, Adik Boe Kie, apa kau sudah<br />

tidur?<br />

Sesaat kemudian ia merasa mukanya diraba-raba oleh si nona yang rupanya mau menyelidiki<br />

apa ia benar-benar sudah tidur.<br />

Boe Kie kaget bercampur girang, malu bercampur takut, tapi ia tetap pejamkan mata dan<br />

berpura-pura tidur, dan mengharap supaya Kiu Tin buru-buru keluar. Semenjak baru bertemu,<br />

ia memuja si nona bagaikan seorang Dewi, ia sudah merasa beruntung kalau setiap hari bisa<br />

bertemu dengan gadis cantik itu. Dalam jiwanya yang masih bersih, pemujaan itu bebas dari<br />

segala pikiran yang bukan-bukan. Ia bahkan tidak pernah membayangkan atau memikirkan<br />

untuk mengambil nona Coe sebagai istrinya. Maka itulah, kedatangan Kiu Tin ditengah<br />

malam buta sangat membingungkan hatinya.<br />

Apakah Tin-jie ingin membicarakan sesuatu yang sangat penting denganku? tanyanya dalam<br />

hati. Baru saja berpikir begitu, mendadak ia merasa dadanya kesemutan karena di bagian Tiat<br />

tiong hiat telah ditotok. Hampir berbarengan, jalan darah yang lain pada Kian tin, Sin cong,<br />

Kie tie serta Hoan tiauw hiat juga tertotok.<br />

Itu kejadian yang sungguh diluar dugaan! Siapa sangka si nona menyatroni untuk menotok<br />

jalan darahnya? Tapi dilain saat, ia mendapat satu ingatan lain. Aha! Tin-jie tentu ingin<br />

menjajal kewaspadaan diwaktu tidur, pikirnya. Besok, waktu akan membuka jalan darahku, ia<br />

tentu mentertawai aku. Hmm, kalau aku tahu begitu, tentu melompat bangun untuk<br />

mengagetkannya.<br />

Dilain pihak, sesudah menotok jalan darah Boe Kie, perlahan-lahan Kiu Tin membuka jendela<br />

dan melompat ke atas genteng.<br />

Paling baik aku membuka jalan darahku dan menakut-nakuti dnegan menyamar sebagai setan,<br />

pikir Boe Kie. Seraya tertawa geli, ia segera mengerahkan Lweekang dan coba membuka<br />

jalan darah yang tertotok dengan menggunakan ilmunya Cia Soen. Tapi totokan si nona<br />

adalah totokan It-yang-cie yang sangat hebat dan sesudah berdeging kira-kira setengah jam,<br />

barulah ia berhasil membuka jalan darahnya.<br />

Berhasilnya Boe Kie adalah karena pertama Lweekang nona Coe masih sangat rendah dan<br />

kedua, Kiu Tin memang hanya ingin menotok perlahan sebab sungkan melukai si bocah.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 570

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!