20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

“Kim hoa popo bersarang di pulau Leng coat to, jawabnya. “Mendiang suaminya dikenal<br />

sebagai Gin yap sian seng. Pada banyak tahun berselang, Kim hoa dan Gin yap dari Leng coat<br />

to mengentarkan dunia Kang ouw. Apa kau tidak tahu?<br />

Si nona tertawa. “Kau hanya lebih tua beberapa tahun daripada aku, tapi dalam pengalaman<br />

kau seperti seorang kakek, katanya.<br />

Boe Kie turut tertawa, “Beng Kauw dikenal sebagai agama siluman dan anggota2 Beng Kauw<br />

memang sedikit, lebih berpengalaman daripada seorang kauwcoe yg dikeram didalam gedung<br />

raja muda, katanya.<br />

Mereka berdua adalah musuh besar. Dengan masing2 pemimpin sejumlah jago beberapa kali<br />

mereka telah mengukur te<strong>naga</strong>. Tapi sekarang sesudah bergaul beberapa hari dalam sebuat<br />

perahu dengan Kim hoa popo sebagai musuh umum mereka dari musuh mereka telah berubah<br />

menjadi sahabat.<br />

Sesudah memberi laporan anak buat itu buru2 kembali ke tempat kemudi.<br />

“Toa kauwcoe kata Tio Beng. “Apakah kau sudah menceritakan sepak terjang Kim hoa dan<br />

Gin yap kepada seorang budak kecil yang di keram didalamg edung raja muda?<br />

Boe Kie menyeringai, “Mengenai Gin yap Sian seng, aku tidak mempunyai pengetahuan apa<br />

pun jua, jawabnya. “Tapi dengan si nenek aku pernah bertemu dan pernah menyaksikan<br />

sendiri sepak terjangnya. Ia segera menuturkan pengalamannya di Ouw Tiep Kok, Ie Sian<br />

Ouw Ceng Goe untuk minta di obati, cara bagaimana nenek dikalahkan oleh Biat coat suthay<br />

dan akhirnya cara bagaimana Ouw Ceng Coe dan Ong Len Kouw binasa dalam tangan nenek<br />

itu. Sehabis bercerita kedua matanya mengembang air mata, biar pun Ouw Ceng Coe berada<br />

aneh, orang itu itu telah memperlakukannya dengan baik sekali dan telah banyak memberi<br />

pertolongan kepadanya. Ia merasa sangan berduka, bahwa orang tua itu dan istrinya telah<br />

dibinasakan secara menggenaskan dan jenazah mereka di gantung di pohon oleh si nenek Kim<br />

Hoa. Ia hanya tidak menceritakan ajakan Coe Jia supaya ia turut pergi ke Leng coat to dank<br />

arena tampikannya sebelah tangannya sudah digigit oleh nona itu. Mungkin sekali ia merasa<br />

jengah untuk menuturkan peristiwa yg kecil itu.<br />

Sesudah mendengarkan cerita Boe Kie dengan paras sungguh2 Tio Beng berkata, “Thio kong<br />

coe semuda aku hanya menganggap nenek itu sebagai seorang yg ilmu silatnya sangat tinggi.<br />

Tapi dalam penuturannya, aku menarik kesimpulan, bahwa dia orang yg sangat cerdik dan<br />

bukan lawan yg enteng. Kita tidak boleh memandang rendah kepadanya.<br />

Boe Kie tertawa, “Koencoe nio nio seorang Boen boe song coan dan bukan saja begitu, ia<br />

bahkan memimpin sejumlah orang gagah yang berkepandaian sangat tinggi, katanya. “Maka<br />

itu menurut pendapatku menghadapi seorang nenek sama sekali tidak menjadi soal baginya.<br />

“Hanya yg di lautan ini aku tidak bisa memanggil para boesoe dan hoenceng.<br />

Boe Kie tersenyum, “Tukang masak dan anak buah yg menarik layer bukan sembarang orang,<br />

katanya. “Biarpun mereka bukan jago kelas satu mereka pasti bisa termasuk dalam kalangan<br />

jago jago kelas dua.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1027

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!