20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Syukurnya yalah, hawa dingin ditubuh Boe Kie mulai berkurang, yang berarti juga<br />

berkurangnya racun dari Hian beng Sin ciang. Baru dihari ke empat, mereka dapat senggang<br />

sedikit, untuk beristirahat dan tidur. Sedang pada hari kedelapan, pembagian giliran dapat<br />

diatur lebih rapi, yalah seorang dapat menolong bergantian setiap dua jam. Dengan begitu,<br />

mereka bisa beristiahat dengan baik dan teratur.<br />

Boe Kie memperoleh kemajuan, hawa dinginnya berkurang setiap hari. Ingatannya pun<br />

bertambah sadar, bahkan ia dapat dahar sedikit-sedikit. Semua orang berlega hati. Itulah<br />

bertanda bahwa anak ini akan dapat ditolong. Maka bukan kepalang kagetnya orang ketika<br />

tiba pada hari yang ketigapuluh enam, Lian Cioe yang pertama mengetahui datangnya<br />

perubahan luar biasa mendapatkan bahwa hawa dingin ditubuh Boe Kie tidak dapat disedot<br />

pula. Lian Cioe heran, ia menyangka bahwa te<strong>naga</strong>nya sendiri yang sudah habis, maka ia<br />

memberitahukan gurunya.<br />

Thio Sam Hong segera mencoba sendiri, iapun gagal. Semua orang menjadi gelisah lagi.<br />

Lima hari dan lima malam mereka mencoba terus, tetapi hasilnya tetap tidak ada.<br />

"Thay soe hoe," berkata Boe Kie yang masih tetap sadar, "tangan dan kakiku telah terasakan<br />

hangat, hanya embun-embunanku, hati dan perut ku bertambah dingin..."<br />

Didalam hatinya, Thio Sam Hong kaget bukan<br />

"Lukamu telah sembuh banyak," ia berkata meaghibur.<br />

"Kamipun rasanya tidak usah selalu harus mendampingimu. Pergilah kau rebahkan diri<br />

sebentar dipembaringanku."<br />

"baik, thaysoehoe," kata bocah itu.<br />

Jilid 19________________<br />

Boe Kie terus berlutut didepan kakek gurunya, begitupun didepan Wan Kiauw berlima, untuk<br />

manggut-manggut beberapa kali. Ia berkata pula: "Thay soehoe bersama paman semua telah<br />

menolong jiwa Boe Kie, maka selanjutnya Boe Kie mohon diajarkan ilmu silat supaya Boe<br />

Kie dapat membalaskan sakit hati ayah dan ibu kelak"<br />

Sam Hong mengajak semua muridnya keruang dalam, disini ia berkata kepada mereka itu:<br />

"Hawa dingin sudah masuk ke embun-embunan, hati dan perut, tak tertolong dengan te<strong>naga</strong><br />

luar. Kelihatannya sia sia belaka pengorbanan kita selama hampir empat puluh hari. Kenapa<br />

bisa terjadi begini, sungguh aku tidak mengerti...."<br />

Semua orang mengasah otak, tapi sesudah sekian lama, belum juga ada yang bisa menebak<br />

sebab musababnya perubahan itu. Jika mau dikatakan, bahwa Soen yang Boe kek kang tidak<br />

dapat mengusir hawa dingin itu, mengapa ilmu tersebut memperlihatkan kefaedahannya<br />

selama tiga puluh enam hari dan baru gagal pada hari ke tiga puluh tujuh?<br />

Mengapa sedang lain-lain bagian tubuhnya hangat hanya di embun-embunan, hati, dan tantian<br />

(perut, tiga dim dibawah pusar) yang dingin luar biasa?<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 366

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!