20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

"Boanpwee adalah Thio Coei San dari Boe tong," jawabnya.<br />

"Hmmn ....Boe tong Thio Ngohiap . . . apakah kau datang untuk merebut To liong to ?"<br />

tanyanya pula.<br />

Pemuda itu menggelengkan kepala seraya berkata: "Bukan. kedatangan boanpwee adalah<br />

untuk menyelidiki sebab musabab terlukanya Jie Samko, Kurasa Cianpwee mengetahui<br />

banyak mengenai peristiwa itu dan aku memohon keterangan Cianpwee."<br />

Jilid 9_______________<br />

Sebelum Cia Soen keburu menjawab, tiba-tiba Goan Kong Po mengeluarkan jeritan kesakitan<br />

dan ia rubuh sambil memegang perutnya. Sesudah bergulingan beberapa kali ditanah,<br />

badannya tidak bergerak lagi dan rohnya berpulang kealam baka.<br />

"Cia Sianseng, lekas minum obat!" teriak Coei San dengan bingung.<br />

"Obat apa?" bentaknya. "Ambil arak!" Seorang pelayan dari Peh bie kauw lantas saja<br />

mengambil cawan dan poci arak.<br />

"Mengapa Peh bie kauw begitu kikir?" teriak Cia Soen. "Ambil poci yang paling besar!"<br />

Dengan tergesa-gesa pelayan itu segera mengambil poci yang paling besar dan lalu<br />

menaruhnya dihadapan Cia Soen. "Manusia ini rupanya kepingin mampus terlebih cepat,"<br />

katanya didalam hati.<br />

Sambil tertawa Cia Soen lalu mengangkat tempat arak itu dan menuang isinya kedalam<br />

mulutnya. Dalam sekejap, arak itu yang beratnya kirakira tigapuluh kati, sudah dituang<br />

kering. Ia mengusut-ngusut perutnya yang melembung besar den tertawa berkakakan.<br />

Mendadak ia mendongak dan membuka mulutnya. Hampir berbareng, diluar dugaan semua<br />

orang ia menyemburkan arak yang menyambar dada Pek Kwie Sioe bagaikan sehelai sutera<br />

putih. Karena tidak berjaga-jaga, Pek tan coe terhuyung dan kemudian rubuh karena dadanya<br />

seperti dipukul martil. Sesudah itu, Cia Soen lalu menyemburkan keatas arak itu yang<br />

kemudian jatuh seperti hujan gerimis, sehingga membasahi muka semua orang.<br />

Sejumlah orang yang Lweekangnya masih cetek,yang tidak tahan dengan bau dan racun arak,<br />

lantas saja roboh dalam keadaan pingsan.<br />

Ternyata, dengan menggunakan Lweekang yang sangat tinggi, terlebih dulu Cia Soen<br />

mencuci racun garam dalam perutnya dengan arak itu yang kemudian disembur keluar<br />

sebagai arak beracun. Sedikit racun yang masih ketinggalan didalam perut ditindih olehnya<br />

dengan menggunakan Lwee kang.<br />

Bek Keng Pangcoe dari Kie keng pang, jadi gusar bukan main dan mendadak ia melompat<br />

bangun. Tapi dilain detik, ia ingat, bahwa kepandaiannya masih jauh dari kepandaian orang<br />

itu, sehingga perlahan-lahan ia duduk kembali sambil menahan amarah.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 174

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!