20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

“Kim hoa popo tidak bisa tidak menolong” bisik Tio Beng sambil mencekal erat2 tangan<br />

pemuda itu.<br />

Tapi si nenek masih tenang2 saja. Sambil bersandar dengan tongkatnya ia hanya bersenyum<br />

dingin.<br />

Dilain detik, betis Cia Soen kena tendangan Tiangloo. Tendangan itu sangat hebat, sehingga<br />

Cia Soen terhuyung hampir2 ia roboh. Kelima anggota kaipang itu jadi girang. Sambil<br />

berteriak mereka memperhebat serangan.<br />

Boe Kie sudah siap sedia. Sebelah tangannya sudah memegang tujuh butir batu kecil. Pada<br />

detik yg sangat berbahaya, ia menimpuk dan tujuh butir batu itu menyambar kearah lima<br />

musuh. Tapi sebelum batu2 itu mampir pada sasarannya, mendadak terlihat berkelebatnya<br />

sehelai sinar hitam. “Trang!” tiga senjata putus empat sosok tubuh manusia jg putus dan jatuh<br />

ke lereng gunung? Antara kelima musuh itu hanya The tiangloo yg masih hidup dan Cuma<br />

putus lengan kanannya. Ia menggeletak ditanah dengan punggung tertancap sebutir batu yg di<br />

timpukkan oelh Boe Kie. Keempat musuh yg sudah binasa jg tak luput dari sasaran batu. Tapi<br />

batu2 itu sudah didahului dengan babatan golok, sehingga bantuan Boe Kie sebenarnya sudah<br />

tidak perlu lagi.<br />

Semua kejadian itu terjadi dalam sekejap mata. Dilain detik, Cia Soen kelihatan berdiri sambil<br />

mencekal sebatan golok yg berwarna hitam. Golok itu bukan lain daripada “Boe lim Cie<br />

Coen” To liong to! Sambil melintangkan senjatanya, Kim mo berdiri tegak dengan semangat<br />

bergelora dan keangkeran yg tiada taranya sehingag ia seolah2 malaikat yg baru turun dari<br />

atas langit.<br />

Sedari kecil Boe Kie sudah sering melihat golok mustika itu, tapi ia tak pernah menduga<br />

bahwa To liong to sedemikian hebat.<br />

“Boe lim cie coen… po to To liong!... boa lim coen po to To lion!” (yang termulia dari rimba<br />

persilatan adalah golok mustika To liong).<br />

Sementara itu The tiangloo yg putus lengannya terus berteriak2. Dengan paras muka pucat<br />

Tan YOe Liang berkata,<br />

“Cia Tayhiap, aku akan merasa sangat takluk dengan ilmu silatmu. Aku mohon kau suka<br />

mengampuni jiwa The tiangloo dan membiarkan dia turun gunung. Aku bersedia untuk<br />

menggantikan jiwanya dengan jiwaku sendiri. Cia Tayhiap kau turun tanganlah!”<br />

Semua orang kaget. Mereka tak sangka pemuda itu mempunya “gie kie” (perasaan<br />

persahabatan) yg begitu besar. “Gie” adalah sesuatu imlu silat yg sangat hebat dalam Rimba<br />

persilatan dan tiada bandingannya dikolong langit ini.<br />

***<br />

“Aku akan mempelajari ilmu silat yg lebih tinggi dan sepuluh tahun kemudian, aku akan<br />

menemui Cia tayhiap lagi.”<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1033

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!