20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

kata benar Ngoko telah membinasakan seluruh keluarga nya, itulah disebabkan kecintaan<br />

terhadap saudara sendiri. karena kemurkaanmu pada satu saat...."<br />

"Liok tee, kau ngaco !" bentak Lian Cioe. "kalau Soehoe mendengar kata-katamu ini, pastilah<br />

kau bakal dikurung selama tiga bulan! Membinasakan seantero keluarga, tua dan muda, itu<br />

artinya memusnahkan satu rumah tangga, perbuatan demikian itu mana dapat kita lakukan ?"<br />

Kelima orang itu lantas mengawasi Thio Coei San, roman siapa tampak sangat berduka.<br />

"Keluarga Liong boen Piauw kiok itu, seorang pun tidak ada yang kubunuh," berkata Coei<br />

Sani selang sesaat. "Aku tidak berani melupakan ajaran Soehoe dan tidak berani juga<br />

menyeret-nyeret semua saudara."<br />

Mendengar ini lega hati mereka. Tadinya mereka menyangsikan saudara seperguruan ini.<br />

Mereka tidak percaya saudara mereka melakukan perbuatan sangat terlengas itu. Tetapi pihak<br />

Siauw lim menuduh pasti pembunuhan itu dilakukan Coei San dan mereka itu mengatakan<br />

melihatnya dengan mata kepala sendiri, sedang ketika piauwsoe tadi datang, Coei San tidak<br />

mangajukan dirinya untuk menyangkal atau menegur mereka toh bercuriga.<br />

Tapi sekarang, sesudah mendengar pernyataan Coei San, hati mereka lega. Mereka lantas<br />

berpikir. "Didalam urusan ini tentu ada kesulitannya, akan tetapi tidak apalah asal jangan dia<br />

yang melakukan pembunuhan. Biar bagian apapun jua, akhirnya pasti soal itu akan dapat<br />

dibikin terang dan didamaikan."<br />

Kemudian Boh Seng Kok menanyakan tentang ketiga piauwsoe itu.<br />

"Diantara mereka bertiga, in Ho yang omongnya kasar adalah yang perlakuannya paling<br />

baik," kata Siong Kee, "diwilayah Shoa say dan Siam say, dia sangat tersohor, Diam-diam dia<br />

telah berserikat dengan orang-orang gagah dikedua propinsi itu, dengan tujuan untuk<br />

merobohkan kerajaan Goan."<br />

"Itulah bagus!" berseru Song Wan Kiauw berlima.<br />

"Tidak disangka dia sedemikian bersemangat," kata Boh Seng Kok dengan rasa kagum, "dia<br />

harus dihormati dan dipuji Sieko, kau jangan bicara terus dulu, kau tunggu sampai aku sudah<br />

kembali." Setelah berkata begitu, ia pergi keluar sambil berlari lari.<br />

Thio Siong Kee benar-benar berhenti menutur, sebaliknya ia menanyakan Coei San tentang<br />

pulau Peng hwee to.<br />

Coei San lantas bercerita tentang si kera putih yang cerdik luar biasa, sehingga keempat<br />

saudaranya menjadi heran dan kagum.<br />

"Sebenarnya kami berniat membawa pulang kera itu," kata Coei San pula. "Sesudah berlayar<br />

berapa hari, ia agaknya tidak biasa dengan hawa udara yang hangat, mendadak dia menerjun<br />

ke air, dan berenang kearah utara, mungkin dia niat pulang kepulau Peng hwee to."<br />

"Sayang, sayang," kata In Lie Heng.<br />

"Kera sedemikian kecil, tetapi begitu kuat, itulah hebat," kata Wan Kiauw.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 323

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!