20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Ia mengangkat cawan dan meneguk isinya.<br />

"Lagu apa yang barusan diperdengarkan Cia Cianpwee?" tanya Coei San.<br />

Cia Soen mengawasi So So, seperti juga ingin meminta supaya nona itu yang menjawabnya.<br />

Tapi sinona menggelengkan kepala.<br />

"Apakah kau pernah mendengar riwayat Kie Kong dari jaman Cin?" tanya Cia Soen. "Inilah<br />

baru yang diperdengarkannya waktu ia mau dihukum mati."<br />

"Lagu Kong leng san?" tanya Ceil San dengan suara terkejut.<br />

"Benar," jawabnya.<br />

"Sepanjang sejarah, semenjak Kie Kong meninggal dunia, lagu ini sudah tidak terdapat dalam<br />

dunia," kata pula pemuda itu. "Bagaimana Cianpwee bisa mendapatkannya ?"<br />

Cia Soen tertawa dan paras mukanya yang berseri-seri mengunjuk, bahwa hatinya senang<br />

sekali. "Kie Kong manusia keras kepala, adatnva mirip-mirip dengan adatmu." katanya. "Pada<br />

jaman itu, Ciong Hwee berpangkat tinggi dan mendengar nama besarnya Kie Kong, ia telah<br />

mengunjunginya. Tapi Kie Kong tidak meladeninya dan terus memukul besi yang sedang<br />

dikerjakannva. Ciong Hwee mendongkol dan lantas saja berlalu. Ia adalah seorang yang<br />

sangat pintar dan berkepandaian tinggi, hanya sayang, pemandangannya terlalu sempit. Sikap<br />

Kie Kong dianggapnya suatu hinaan yang tidak dapat diampuni dan secara licik, ia lain<br />

menggosok-gosok Soema Ciauw dengan mengatakan, bahwa Kie Kong telah bicara jelek<br />

tentang Soema Ciauw itu. Dengan gusar, Soema Ciauw menjatuhkan hukuman mati atas diri<br />

Kie Kong. Sebelum dibunuh, ia memetik khim dan memperdengarkan lagu Kong leng san.<br />

Sesudah selesai, ia berkata: Mulai hari ini Kong leng san tak akan dapat didengar lagi dalam<br />

dunia. Menurut pendapatku, kata-kata itu sangat memandang rendah kepada orang-orang<br />

yang hidup dijaman belakangan. Ia hidup dijaman Samkok. Menurut perhitunganku, mungkin<br />

sekali lagu itu tidak tersiar pula sesudah jaman itu. Tapi aku tak percaya Kong leng san tidak<br />

dikenal orang pada sebelum jaman Samkok."<br />

Thio Coei San tidak mengerti apa maksudnya keterangan itu dan ia lalu minta penjelasan.<br />

"Perkataan Kie Kong menimbulkan rasa penasaran dalam hatiku," menerangkan pula Cia<br />

Soen. "Aku segera membongkar kuburan-kuburan menteri-menteri besar dari kerajaan Tong<br />

han dan sesudah membongkar duapuluh sembilan kuburan akhirnya aku berhasil menemukan<br />

lagu Kong leng san dalam kuburan, Coa Yong" Sehabis menerangkan begitu, ia tertawa<br />

terbahak-bahak dengan kegirangan besar.<br />

Coei San terkejut. "Orang ini benar-benar tak mengenal Tuhan," katanya didalam hati.<br />

"Hanya karena sepatah kata yang diucapkan oleh seorang dijaman dulu, dia rela menjadi<br />

pembongkar kuburan. Andai kata ada orang yang berdosa terhadapnya, ia pasti membalas<br />

sakit hati sehebat-hebatnya"<br />

waktu mendongak, ia lihat sebuah lukisan yang tergantung didinding gubuk perahu. Dilihat<br />

dari warnanya yang sudah agak suram, lukisan San Coei (gunung dan air) itu sudah tua sekali,<br />

tapi lukisannya sendiri hidup, indah dan angker luar biasa.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 191

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!