20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Ia berdiam sejenak dan kemudian berkata pula : "Kedua tumit kaki ditancapkan diatas bumi.<br />

Kedua tangan dipentang keluar dengan rata. Hati tenang hawa tentaram mata membelalak<br />

mengawasi kedepan mulut ternganga. Ini jurus kedua, Hoen tan Hang mo couw ( Memikul<br />

gada untuk menakluki siluman ). Kau ingatlah."<br />

Seterusnya ia menghafal jurus ketiga, keempat kelima sampai pada jurus keduabelas.<br />

Mengenai jurus keduabelas, ia berkata: "Jurus ini dinamakan Tiauw wie Yauw tauw<br />

(Mengibas buntut, menggoyang kepala), dengan Kouwkoat seperti berikut: Lutut lurut, lengan<br />

dilonjorkan, mendorong dengan tangan sehingga mengenakan bumi. Mata membelalak,<br />

menggoyangkan kepala, semangat dipusatkan sehingga menjadi satu. Sesudah itu<br />

melempangkan tubuh dan menjejak tanah dengan kaki, mengendurkan bahu, memanjangkan<br />

lengan, menyabet tujuh kali kekiri kanan dan sekarang sudah selesai Ilmu Kioe yang Ie kin,<br />

dikolong langit tiada tandingan."<br />

Hampir berbareng dengan perkataan "dikolong langit tiada tandingan", ia membentak: "Siapa<br />

mencuri mendengar diluar? Masuk!"<br />

"Brak!" pintu terpental dan sesosok tubuh manusia jatuh ngusruk. Orang itu bukan lain<br />

daripada si pendeta kecil yang tadi mengantar Boe Kie kekamar itu. Dia jatuh meringkuk,<br />

kedua matanya meram dan pada mukanya terlihat rasa sakit yang hebat. Boe Kie terkejut<br />

buru-buru ia menghampiri untuk membangunkannya.<br />

"Kau urus saja urusanmu sendiri," kata orang dikamar sebelah, "Sekarang kau memerlukan<br />

semua kekuatan otakmu untuk mengingat-ingat Kouw koat yang barusan dihafal olehlu.<br />

Tidak dapat kau memecah perhatianmu."<br />

"Dua belas jurus itu sudah diingat olehku seanteronya," kata si bocah.<br />

"Apa benar? Coba kau hafal," kata Goan tin. Di dengar dari nada suaranya, ia merasa heran<br />

bukan main.<br />

Boe Kie lantas saja menghafal Kouw koat yang barusan diturunkan kepadanya, dari jurus<br />

pertama Wie hok Hian couw sampai Tiauw wie Yauw tauw, jurus kedua belas. Benar saja,<br />

dalam hafalan itu, tak satu perkataanpun yang salah.<br />

Untuk sejenak Goan tin tak dapat mengeluarkan sepatah kata. Waktu menerima perintah<br />

Kong boen untuk mengajarkan Kioe yang kang kepada orang luar, ia mendongkol dan jika<br />

mungkin, ia tentu sudah menolak. Akan tetapi, peraturan dalam kuil Siauw lim sie selalu<br />

dipegang keras dan perintah seorang Hong thio, merangkap Ciangboenjin, tidak boleh<br />

dilanggar. Di samping itu, perintah Kong boen hanya berbunyi "mengajar anak itu" dan bukan<br />

"mengajar anak itu sampai dia paham". Maka itu, menurut anggapannya, jika ia menghafal<br />

Kouw koat cepat-cepat, paling banyak si bocah<br />

akan ingat satu dua perkataan. Tapi diluar semua perhitungannya, Boe Kie sudah berhasil<br />

memasukkan Kouw koat selengkapnya kedalam otaknya. Ia merasa kagum bukan main,<br />

karena kecerdasan dan bakat yang begitu luar biasa sungguh jarang terdapat dalam dunia ini.<br />

Melihat si pendeta kecil terus meringkuk dilantai, Boe Kie merasa sangat tidak tega dan<br />

segera bertanya: "Siansoe, apakah kedosaannya Siauw soehoe ini ?"<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 384

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!