20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

lengannya dan mendorong dinding sebelah kiri dengan sekuat te<strong>naga</strong>. Dinding itu tidak<br />

bergerak. Sekali lagi ia mengerahkan te<strong>naga</strong> dan mendorong dinding kanan. Tiba2 dinding itu<br />

bergoyang sedikit!<br />

Ia girang tak kepalang. Ia menarik nafas dalam2 dan mendorong sekeras2nya. Dengan<br />

perlahan dinding itu bergeser ke belakang. Ternyata dinding itru tebuat daripada sebuah batu<br />

yang sangat tebak dan besar.<br />

Jalanan rahasia Kong beng teng memenag sangat menakjubkan. Ada bagian2 yang<br />

diperlengkapi dengan alat2 rahasia yang disembunyikan, tapi ada juga yang tidak, seperti<br />

pintu itu yang hanya bisa dibuka oleh seseorang yang mempunyai te<strong>naga</strong> luar biasa. Hal ini<br />

adalah untuk menjaga kalau2 rahasia diketahui oleh orang luar. Misalnya seperti nona kecil<br />

itu, yang andaikata tahu rahasianya, masih tetap tak bisa membuka pintu karena te<strong>naga</strong>nya tak<br />

cukup.<br />

Tapi Boe Kie yang memiliki Kioe yang sin kang bukan manusia biasa dan ia berhasil.<br />

Sesudah pintu terbuka kira2 3 kaki, ia mengirim pukulan dengan telapak tangannya, karena ia<br />

khawatir Goan tin bersembunyi di belakang pintu dan membokongnya. Berbareng dengan<br />

pukulannya ia melompat masuk.<br />

Mereka masuk dengan selamat dan berada di terowongan yang sangat panjang. Dengan hati2,<br />

mereka bertindak maju. Jalanan menurun ke bawah. Makin jauh makin rendah. Sesudah<br />

melalui seratus tombak lebih, mereka bertemu dengan jalanan yang bercagak tujuh. Boe Kie<br />

bersangsi, jalanan mana yang harus diambil? Mendadak disebelah kiri terdengar tegas sekali.<br />

Ambil jalan ini! bisik Boe Kie sambil berlari2 dijalan yang paling kiri. Jalanan itu tidak rata<br />

dan sukar dilalui, tapi dalam kegusarannya Boe Kie berjalan terus tanpa menghiraukan<br />

bahaya. Si nona mengikuti dari belakang dengan suara rantai yang berkerincingan tidak<br />

henti2nya. Boe Kie menengok ke belakang seraya berkata. Musuh berada didepan, keadaan<br />

sangat berbahaya. Sebaiknya kau mengikuti saja dari sebelah jauh.<br />

Takut apa? Kesukaran harus dipikul bersama, jawabnya dengan suara tetap.<br />

Selang beberapa saat, jalanan bukan saja menurun, tapi juga terus membelok ke sebelah kiri<br />

seperti keong, dan makin lama makin sempit, sehingga akhirnya terowongan itu hanya bisa<br />

memuat badannya satu orang.<br />

Selagi enak berjalan, mendadak saja Boe Kie merasakan sambaran angin yang sangat dahsyat.<br />

Ia terkesiap dan tangannya menyambar pinggang si nona dan kemudia melompat ke depan.<br />

Dukkkk! batu halus dan pasir muncrat keatas.<br />

Sesudah menentramkan hati, si nona berseru. Celaka! Kepala gundul itu bersembunyi dan<br />

mendorong batu untuk membinasakan kita.<br />

Sambil mengangkat kedua tangannya diatas kepala, Boe Kie mendaki jalan itu. Baru beberapa<br />

tindak, kedua tangannya sudah menyentuh batu yang sangat kasar permukaannya.<br />

Jilid 39____________________<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 721

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!