20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

kemari dengan membawa tuduhan bahwa Ngotee telah <strong>membunuh</strong> keluarga Liong boen<br />

Piauwkiok. Untung juga, tak lama lagi Ngotee akan pulang. Maka itu, menurut pendapatku,<br />

sebaiknya kalian menunggu sampai Ngotee kembali dan menanyakan soal-soal itu kepadanya<br />

sendiri."<br />

Tamu yang seperti orang sakit, pemimpin Yan in Piauwkiok Kiang Kioe Kee yang berakal<br />

budi, lantas saja berkata: "Kie Congpiauwtauw, sabar. Duduklah dulu. Memang juga, sebelum<br />

Thio Ngohiap pulang, urusan ini sukar mendapat penyelesaian yang memuaskan. Sebaiknya<br />

kita sekarang menemui Thio Cinjin untuk meminta jawaban. Beliau adalah gunung Thay san<br />

atau bintang Pak tauw dari Rimba Persilatan dan dihormati oleh segenap orang gagah. Maka<br />

itu, tak mungkin beliau melindungi diri murid sendiri tanpa melihat siapa yang benar siapa<br />

yang salah,"<br />

Perkataan itu yang diucapkan secara sopan, lihay bukan main dan Boh Seng Kok tentu saja<br />

mengerti maksudnya. "Guruku sedang menutup diri dan sampai sekarang belum keluar "<br />

katanya. "Disamping itu, selama beberapa tahun ini, segala urusan selalu diurus oleh Toa<br />

soeko dan kecuali orang yang sangat kenamaan dalam Rimba Persilatan, Soehoe boleh<br />

dikatakan tidak pernah menerima tamu." Dengan berkata begitu, Boh Cit hap mau<br />

mengatakan, bahwa ketiga Congpiauw tauw tersebut belum cukup tinggi kedudukannya untuk<br />

berjumpa dengan Thio Sam Hong.<br />

Tamu yang bertubuh jangkung kurus, yaitu In Ho dari Chin-yang piauwkiok, tertawa dingin:<br />

"Urusan-urusan dalam dunia memang sering terjadi secara kebetulan," katanya: "Secara<br />

kebetulan, kedatangan kami terjadi pada saat Thio Cinjin sedang menutup diri. Tapi soal tujuh<br />

puluh jiwa lebih dari keluarga Liong boen Piauwkiok sukar dielakkan dengan alasan menutup<br />

diri."<br />

Dengan perkataan yang sangat berat itu, buru-buru Kiong Kioe Kee mengedipkan matanya.<br />

Boh Seng Kok gusar tak kepalang. "Kau mau mengatakan, bahwa guruku menutup diri karena<br />

merasa jeri terhadap kamu?" bentaknya. In Ho tidak menjawab, ia hanya tertawa dingin.<br />

Biarpun sabar, hinaan terhadap gurunya yang sangat dihormati umum, sangat mendongkolkan<br />

hati Song Wan Kiauw. Selama banyak tahun, belum pernah ada orang berani mengucapkan<br />

kata kata kurang ajar untuk alamat Thio Sam Hong dihadapan Boe tong Cit hiap. Maka itu, ia<br />

segera berkata dengan suara perlahan.<br />

"Sam wie adalah tamu kami dan kami tidak berlaku kurang sopan. <strong>Mar</strong>ilah kami mengantar<br />

kalian keluar dari kuil ini."<br />

Seraya berkata begitu, ia mengebas dengan tangan jubahnya dan ........loh! tiga cangkir teh<br />

yang berada dihadapan Kie Thian Pioe, In Ho dan Kiong Kioe Kee serentak terbang dan<br />

kemudian perlahan-lahan turun dihadapan Wan Kiauw.<br />

ltulah pertunjukan Lweekang yang dahsyat luar biasa. Begitu Wan Kiauw mengebas, Kie<br />

Thian Pioe bertiga merasa dada mereka menyesak, tapi sejenak kemudian, rasa sesak itu<br />

menghilang. Paras muka ketiga orang itu berubah pucat bagaikan kertas. Mereka tahu bahwa<br />

jika mau Song Toahiap dengan mudah dapat mengambil jiwa mereka seperti orang membalik<br />

telapak tangannya sendiri.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 320

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!