20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

mengibaskan tangannya. Hampir berbareng pasukan Liat hwee kie bergerak dan bersembunyi<br />

di rumput rumput tinggi. Pada saat musuh berada dalam jarak kurang lebih seratus tombak,<br />

Hie Yam memberi komando. Minyak segera menyembur, anak panah api menyambar. Kuda<br />

kuda berjingkrak keras, tentara Goan berteriak teriak seluruh pasukan berubah kalut, banyak<br />

kuda dan manusia roboh tergelincir ke bawah gunung dengan badan berkobar kobar.<br />

Tapi tentara Goan memang tentara jempolan. Pasukan depan terpukul, pasukan belakangnya<br />

tidak bergeming. Dengan rapih mereka turun dari tunggangan mereka dan menerjang ke atas<br />

dengan berjalan kaki. Liat hwee kie terus menyemprotkan minyak dan api. Beberapa ratus<br />

musuh binasa, tapi yang lainnya merangsek terus.<br />

Melihat begitu lain lain bendera dari Beng kauw segera membantu. Ang soei kioe<br />

menyemburkan air beracun dan Houw tauw kiee melepaskan pasir beracun. Tangannya kedua<br />

bendera menghancurkan pasukan Goan. Dengan dekat beberapa ratus orang menyerang terus<br />

tapi dengan tidak berapa sukar mereka dibasmi oleh pasukan Swe kim kie dan Kie bok kie.<br />

Sekonyong konyong di kaki gunung terdengar suara tambur yang sangat hebat. Dalam saat<br />

lima ribu tentara musuh seperti kipas dengan membawa tameng tameng besar. Dengan adanya<br />

tameng tameng itu, air dan pasir beracun tidak bisa berbuat banyak.<br />

Kie bok kie turun tangan dengan melontarkan balok balok besar. Tapi usaha itupun hanya<br />

membuat beberapa lubang pada barisan musuh yang lekas dapat menutupnya kembali.<br />

Melihat keadaan itu, Kong boen segera berkata, “Thio Kauwcoe, harap kau dan yang lain-lain<br />

lekas mundur untuk melindungi te<strong>naga</strong> inti dari rimba persilatan kita. Biarpun hari ini kita<br />

menderita kekalahan, di kemudian hari kita akan bisa bergerak lagi.”<br />

Boe Kie tidak menyahut. Dengan rasa kuatir ia mengawasi pasukan tengah dari pasukan<br />

musuh. Tiba-tiba ia lihat di bawah sehelai bendera terdapat seorang panglima yang<br />

menunggang seekor kuda tinggi besar dan mengenakan pakaian perang kuning berkilauan,<br />

seperti emas. Panglima ini kelihatannya sangat angker, tapi sebab teraling topi, mukanya tak<br />

kelihatan tegas. Boe Kie menengok kepada Gouw Kin Co dan berkata, “Gouw Kinsoe, kau<br />

serang panglima itu.”<br />

“Baik!” jawabnya sambil mengibaskan bendera putih dan menerjang ke bawah. Seratus<br />

batang tombak menyambar, seratus anggota Swie kie mengikuti ke arah perwira dan dan<br />

serdadu yang berada di seputar jenderal itu.<br />

“Wie Hok Ong,” kata pula Boe Kie. “<strong>Mar</strong>i kita bekuk panglima itu. Yo Cosoe dan Hoan<br />

Yosoe, kalian berdua harus melindungi kami.”<br />

Ketiga pemimpin Beng kauw itu girang, mereka kagum akan tindakan sang Kauwcoe yang<br />

berani dan tepat itu.<br />

Boe Kie dan Wie It siauw adalah jago ilmu ringan tubuh yang sukar dicari tandingannya pada<br />

jaman itu. Dengan berbareng mereka dan bagaikan berkrecepnya dua sinar kilat, tahu-tahu<br />

mereka sudah berada di barisan tameng. Dengan mudah ia memukul jatuh semua anak panah<br />

dan kemudian dengan sekali menotol tameng musuh dengan ujung kaki mereka tameng<br />

tameng yang membentang seolah olah sebuah dinding besi. Tentara Goan kaget dan gusar.<br />

Sambil berteriak teriak ia coba mengepung ketua penyerang itu. Tapi Boe Kie dan Wie It<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1426

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!