20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

gelap gelita itu lantas menjadi terang. Ia menghampiri sebuah ciak tay (tempat menancap<br />

lilin) yang berdiri di atas meja teh dan menyulut lilinnya. Sesudah itu, dengan berwaspada,<br />

sambil membawa ciaktay, ia berjalan ke ruangan belakang.<br />

Barusan belasan tindak, tiba tiba ia lihat tubuh seorang wanita yang rebah di lantai seperti<br />

sedang tidur. "Toacie, mengapa kau tidur di situ?" tegurnya. Wanita itu tidak menjawab dan<br />

tidak berqerak. Dengan tangan kiri ia medorong pundak wanita itu, sedang tangan kanannya<br />

yang mencekel ciaktay menyuluhi muka orang. Tiba-tiba saja, ia terkesiap.<br />

Wanita itu sedang tertawa, tapi otot-ototnya kaku! Dia sudah mati lama juga. Perlahan-lahan<br />

ia melempangkan pinggangnya dan lagi-lagi ia terperanjat, sebab di depan tiang disebelah kiri<br />

kelihatan menggeletak sesosok tubuh lain. Ia menghampiri dan memeriksanya. Ternyata<br />

orang itu seorang kakek yang berdandan sebagai pelayan, juga sudah mati dengan muka<br />

tertawa!<br />

Dengan jantung berdebar-debar, Thio Coei San meraba pinggang dan kemudian, dengan<br />

tangan kiri mencekel gaetan dan tangan kanan mengangkat ciaktay tinggi-tinggi, ia bertindak<br />

maju setindak demi setindak. Dengan rasa kaget dan heran yang sukar dilukiskan, apa yang<br />

ditemukannya adalah puluhan mayat-mayat, yang menggeletak di sana sini! Di seluruh<br />

gedung Liong boen Piauw kiok yang besar dan luas itu, tak terdapat lagi manusia hidup.<br />

Thio Coei San adalah seorang pendekar kenamaan dalam Rimba Persilatan yang sudah<br />

kenyang mengalami kejadian-kejadian hebat. Tapi kali ini, melihat kekejaman manusia yang<br />

sudah membasmi sesama manusia, ia menggigil. Bayangannya ditembok kelihatan<br />

bergoyang-goyang, karena tangannya yang mencekel ciaktay bergemetaran.<br />

Mendadak ia ingat ancaman itu orang yang telah memberi upah kepada Liong boen Piauw<br />

kiok untuk mengantarkan kakak seperguruannya ke Boe tong san.<br />

Sekarang benar-benar seisi-Piauwkiok telah dibasmi. Apakah kekejaman itu sudah dilakukan<br />

sebab piauwkiok tersebut sudah gagal dalam menunaikan tugasnya? "Orang itu turunkan<br />

tangan kejam karena Jie Samko sehingga menurut pantas dia mestinya sahabat Samko",<br />

katanya di dalam hati. "Orang itu berkepandaian banyak lebih tinggi daripada Touw Tay Kim.<br />

Sesudah mengetahui, mengapa bukan ia sendiri yang mengantar Samko? Kakak adalah<br />

seorang pendekar mulia yang membenci setiap kejahatan. Apa mungkin ia bersahabat dengan<br />

manusia yang begitu kejam?"<br />

Dangan rasa heran yang semakin lama jadi semakin besar, ia bertindak keluar dari ruangan<br />

sebelah barat. Dengan pertolongan sinar lilin, ia lihat dua orang pendeta yang mengenakan<br />

jubah warna kuning sedang bersender ditembok dan mengawasi padanya dengam paras muka<br />

tertawa. Ia mendekati dan membentak: "Perlu apa Jie wie datang disini?" Tapi mereka tidak<br />

menyahut dan juga tidak bergerak.<br />

Mayat!<br />

Pada tubuh kedua mayat itu tidak terdapat luka apapun juga, hanya dada jalanan darah Siauw<br />

yauw hiat (jalan darah yang membangkitkan tertawa) terdapat total merah. Ia manggut<br />

manggutkan kepala dan mengerti, bahwa paras muka tertawa dari mayat-mayat itu adalah<br />

akibat totokan pada jalanan darah tersebut.<br />

Mendadak, ia terkesiap karena ingat sesuatu. "Celaka!" Ia mengeluh, "Sakit hati yang dalam<br />

seperti lautan ..."Ia teringat cacian salah seorang dari empat hweeshio yang telah menyerang<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 121

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!