20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

secara begitu aneh dan tahu2 sebatang seng hweleng sudah tiba didepan mukanya. Tapi<br />

sebagai ahli silat kelas utama dalam kagetnya ia tak jadi bingung. Dengan dua jari tangan ia<br />

berhasil menjepit senjata itu. Tapi terpecahnya perhatian sanagt merugikan dirinya dalam<br />

pertandingan lweekang melawan Boe Kie. Pohon siong lantas saja bergoyang2 kerang dan<br />

daun2 yang seperti jarum jatuh ketanah bagaikan hujan gerimis. Tentu saja Boe Kie sungkan<br />

menyia2kan kesempatan ini. Ia segera mengempos semangat dan menambah te<strong>naga</strong>. Pohon<br />

siong bergoyang lebih keras dan ranting2 kecil turut jatuh kebawah.<br />

Melihat bahaya, Touw ok bangun berdiri melompat kesamping saudara seperguruannya dan<br />

kemudian menempelkan telapak tangan kirinya dipundak Touw ciat. Sesudah mendapat<br />

bantuan, barulah Touw ciat bisa mempertahankan dirinya lagi.<br />

Dilain bagian, pengaduan te<strong>naga</strong> antara Touw Lan, Yo Siaw dan In Thian Ceng sudah<br />

mencapai detik2 memutuskan. Yo Siauw membetot tambang, lweekang In thian Ceng terus<br />

mengirim pukulan2 dahsyat. Ini berarti bahwa Touw Lan diserang oleh dua te<strong>naga</strong> yang<br />

bertentangan satu sama lain yang satu membentot, yang lain mendorong (memukul). Untuk<br />

melayani kedua itu ia harus menggunakan semua te<strong>naga</strong> dalamnya. Tapi biarpun berat, ia<br />

kelihatannya masih bisa mempertahankan diri.<br />

Orang2 Siauw Lim dan Beng Kauw mengerti, bahwa menang kalah akan segera mendapat<br />

keputusan. Mungkin sekali, antara enam tokoh itu ada beberapa yang akan binasa atau terluka<br />

berat. Puncak bukit itu menjadi sunyi senyap. Banyak orang basah bajunya karena keringat<br />

yang mengucur, sebagai akibat dari rasa tegang yg sangat hebat.<br />

Mendadak saja, diantara kesunyian terdengar suara manusia yang keluar dari bawah tanah.<br />

“Yo Cosoe, In Taoko, anak Boe kie, dengarlah. Tangan Cia Soen berkelepotan darah<br />

hukuman mati tak cukup untuk menebus dosa. Hari ini kalian berusaha untuk menolong aku<br />

dan melakukan pertempuran mati hidup melawan tiga ketua Siauw Lim. Kalau karena usaha<br />

menolong aku ini ada seorang saja yang binasa, maka kedosaanku akan lebih besar lagi. Anak<br />

Boe Kie! Ajaklah semua saudara meninggalkan Siauw Lim Sie. Jika kau membandel, aku<br />

akan segera mengambil keputusan untuk memutuskan urat2ku, supaya aku tak usah<br />

menanggung kedosaan yg lebih besar.”<br />

Biarpun perlahan, suara itu menusuk kuping setiap orang. Sebab Cia Soe berbicara dengan<br />

menggunakan Say coe hauw (geram singa) yang pernah digunakan dahulu dipulau Ong poan<br />

san.<br />

Boe Kie tahu ayah angkatnya tidak bicara main2. iapun tahu, jika pertempuran dilangsungkan,<br />

kakeknya, Yo Siauw, Touw Ciat dan Touw Lan akan binasa atau terluka. Selagi ia bersangsi,<br />

Cia Soen sudah membentak “Boe Kie! Apa kau belum mau mundur?”<br />

“Baik Gie Hoe!” jawabnya sambil mundur setindak dan kemudian berkata dengan suara<br />

nyaring, “Hari ini kami tidak bisa memecahkan Kim kong hong mo coan. Lain hari kami akan<br />

datang pula untuk meminta pelajaran. Gwa kong, Yo Cosoe, berhentilah!” seraya berkata<br />

begitu ia mendorong te<strong>naga</strong> Touw Ok dan Tauw ciat dikedua tambang dan lalu menarik<br />

pulang te<strong>naga</strong>nya sendiri.<br />

Tapi Yo Siauw dan In thian ceng tidak berani lantas menarik pulang te<strong>naga</strong>nya. Jika berbuat<br />

begitu mereka akan dilakukan oleh te<strong>naga</strong> lawan. Touw Lan pun sedemikian. Melihat begitu<br />

Boe kie segera berjalan kedepan kakenya dan mengibas kedua tangannya, ia menyambut<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1326

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!