20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

"Bolehkah kami mendapat tahu she dan nama besar dari pemuda yang berada di pohon siong?<br />

Homi dan Kathay dari Hokian ingin mengenal orang yang sudah campur urusan kami."<br />

Sebelum Bae Kie menjawab, Touw lan mengedut tambangnya dan berkata dengan suara<br />

nyaring. "Apakah Ho kian Siang sat-sin tak pernah mengenal Beng kauw Thio Kauwcu, ahli<br />

silat nomor satu dikolong langit?"<br />

Homi mengeluarkan seruan kaget. Sambil mengibaskan kedua pitnya, ia melompat keluar dari<br />

gelanggang. diluar oleh tujuh kawannya. Belasan pendeta itu sebenarnya mau coba<br />

menghalangi, tapi kepandaian mereka kalah setingkat, sehingga dengan demikian kedelapan<br />

orang itu segera turun gunung tanpa rintangan.<br />

Selain bertempur, Touw ok bertiga sudah dengar pembicaraan antara Cia Soen dan Boe Kie.<br />

Disamping itu, Boe Kie bukan saja tidak menyerang waktu mereka menghadapi bencana, tapi<br />

juga sudah dianya itu, memberi pertolongan. Andaikata pemuda itu berpeluk tangan, mereka<br />

tentu sudah binasa didalam tangannya Ho kian Siang-sat.<br />

Sekarang sesudah musuh kabur, semua ketiga pendeta itu melepaskan tambang mereka,<br />

bangun berdiri dan memberi hormat dengan merangkap tangan. "Terima kasih banyak atas<br />

pertolongan Thio Kauwcoe ini," kata mereka.<br />

Boe Kie buru-buru memberi hormat.<br />

“Itulah hanya kewajiban sebagai sesama manusia dan tiada harganya untuk disebut-sebut,”<br />

jawabnya.<br />

"Hari ini sebenarnya loolap harus membiarkan Cia Soen berlalu bersama-sama Thio Kauw<br />

coe," kata Touw ok. “Kalau tadi Thio Kauw-coe menolong dia, kami tak akan bisa mencegah.<br />

Tapi pada waktu menerima perintah Hong-thio untuk menjaga Cia Soen. Di hadapan tangan<br />

Buddha, loolap bertiga telah bersumpah bahwa sebegitu kami masih bernyawa, kami tak akan<br />

membiarkan larinya Cia Soen. Hal ini, mengenai nama baik partai kami, dan kami memohon<br />

Thio Kauwcoe suka memaafkan."<br />

Boe Kie tidak menyahut, ia hanya mengeluarkan suara di hidung.<br />

Sesudah berdiam sejenak, Touw-ok berkata pula. "Sekarang loolap sudah tahu, siapa garagara<br />

rusaknya sebelah mata loolap. Mana kala Thio Kauwcoe main menolong Cia Soen, Thio<br />

Kauwcoe pula datang di lain waktu asalkan bisa mengalahkan kami, Thio Kauwcoe dapat<br />

membawa Say ong pergi. Thio Kauwcoe dapat membawa banyak kawan, boleh menyerang<br />

kami dengan berganti atau mengerubuti kami. Yang akan melawan hanya kami bertiga. Kami<br />

takkan minta bala bantuan. Pada sebelum Thio Kauwcoe tiba, kami akan berjanji untuk<br />

melindungi Cia Soen. Kami tak akan membiarkan dia dihina atau digangggu selembar<br />

rambutnya oleh Goan tin."<br />

Boe Kie milirik ayah angkatnya. Diantara gelapnya sang malam, Kim mo Say ong yang<br />

bertubuh tinggi besar dan rambut terurai, berdiri sambil menundukan kepala. Dihadapan<br />

ketiga pendeta suci itu, dia bersikap sebagai seorang yang berdosa yang rela menerima<br />

hukuman.<br />

Boe Kie mengawasi ayah angkatnya dengan air mata berlinang linang. Ia insyaf, bahwa<br />

sekarang ia tidak bisa berbuat banyak. Bukan saja dengan seorang diri dia tidak dapat<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1310

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!