20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

kepalang. Tapi aku segera menekan kegusaranku, karena kuingat, bahwa Mo kauw sudah<br />

berakar dalam dan mempunyai banyak orang pandai, sehingga dengan sendirian, aku pasti tak<br />

bisa berbuat banyak. Jangankan aku seorang diri, sedangkan sebuah perswerikatan dari<br />

orang2 gagah seluruh rimba persilatan belum tentu bisa menghancurkannya, aku menarik<br />

kesimpulan jalan satu2nya iyalah menjalankan tipu supaya Mo kauw terpecah belah dan<br />

anggota2nya saling bunuh <strong>membunuh</strong>. Hanyalah dengan cara itu. Mo kauw bisa dihancurkan<br />

Yo Siauw dan yang lain2 memasang kuping dengan hati berdebar2. mereka merasa, bahwa<br />

dalam banyak tahun mereka seperti berada dalam pulas yang nyenyak, tanpa mengetahui,<br />

bahwa seorang musuh besar tengah menjalankan siasat untuk membinasakan Beng kauw.<br />

Diam2 mereka mengakui kegoblokannya mereka. Bahwa dalam banyak tahun ini, apa yang<br />

diperbuat mereka hanyalah berkelahi dengan kawan sendiri untuk merebut kursi Kauwcoe.<br />

Cerita Goan tin itu bagaikan bunyi genta yang telah menyadarkan mereka.<br />

Pada waktu itu, paras tak berubah, aku hanya mengatakan bahwa urusan itu urusab besar yang<br />

harus dipikir masak2, kata pula Goan tin. Beberapa hari berselang aku berlagal mabuk arak<br />

dan coba mencemarkan kehormatan istri muridku. Dengan menggunakan kesempatan itu, aku<br />

<strong>membunuh</strong> ayah, ibu, istri dan anaknya Cia Soen. Aku mengerti, bahwa dengan berbuat<br />

begitu. Ia akan marah besar dan coba mencari aku untuk membalas sakit hatinya. Kalau dia<br />

tidak berhasil mencari aku, maka menurut dugaanku, ia akan melakukan perbuatan yang<br />

gila2. ha..ha!....kata orang, mengenal anak tidak seperti ayahnya, mengenal murid tidak<br />

seperti gurunya. Aku mengenal watak muridku itu. Dia anak sangat baik, tapi seorang<br />

pemarah yang mudah menjadi gelap. Ia tidak bisa memikir panjang2, ia tidak bisa meneliti<br />

siasat orang.<br />

Mendengar sampai disitu Boe Kie merasa kepalanya puyeng. Ia gusar bukan main, dadanya<br />

seperti mau meledak. Kalau begitu semua penderitaan Gie Hoe adalah akibat dari tipu<br />

busuknya bangsat tua itu. Katanya dalam hati.<br />

Dengan suara bangga Goan tin berkata pula Dengan menggunakan namaku Cia Soen telah<br />

membinasakan orang2 gagah dalam kalangan Kangouw. Tujuannya yalah untuk memaksa aku<br />

keluar untuk menemui dia. Ha.ha! mana bisa aku menuruti kemauannya, rahasia tentu saja tak<br />

bisa ditutup. Biarpun dia menggunakan namaku, tapi orang tahu bahwa pembunuhan2 itu<br />

dilakukan olehnya. Dia menanam banyak sekali permusuhan. Hutang2 darah itu semua masuk<br />

kedalam buku hutang Beng kauw..<br />

Ia berhenti sejenak, kemudia lanjutnya. diluar banyak musuh, didalam Beng Kauw<br />

berantakan. Kamu semua tidak terlepas dari tipu dayaku. Aku merasa menyesal dia batal<br />

<strong>membunuh</strong> Song Wan Kiauw. Tapi cukuplah, dia sudah <strong>membunuh</strong> Kong kian Taysoe,<br />

melukai lima tetua Kho tong, membinasakan jago2 lima partai di pulau Ong poan san, bahkan<br />

orang2 Peh bie kauw tak terluput dari tangannya. Ha ha.ha! murid baik, murid manis. Ha<br />

ha.ha.. dia tertawa bagaikan orang edan.<br />

Tiba2 Boe Kie merasa kupingnya menguing dan ia pingsan. Tapi beberapa saat kemudian, ia<br />

sudah tersadar lagi. Semenjak kecil, ia sendiri pernah menerima macam2 hinaan. Tapi apa<br />

yang diderita ayah angkatnya, ratusan kali lipat lebih hebat. Karena tipu busuknya Seng Koen,<br />

ayah angkat itu, seorang yang keras seperti besi, musnah rumah tangganya. Rusak namanya,<br />

matanya buta keduanya dan sekarang hidup sebatang kara di pulau terpencil. Aduh! Itulah<br />

sakit hati yang tidak bisa tidak dibalas.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 713

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!