20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Paras muka Biat Coat berkelebat sinar kebanggaan dan kekejaman. “Benar, katanya dengan<br />

suara angkuh. “Di kaki gunung Gak Louw San, di daerah kota Tiang See, aku menyandak<br />

manusia durhaka itu dan dengan pukulan Pwee Hoa Pwee Yan (bukan bunga, bukan asap) aku<br />

menikam jantungnya. Dahulu, dialah orang yang mengajarkan pukulan itu. Dia pernah<br />

mengejek diriku dengan mengatakan, bahwa seumur hidup, aku tidak akan bisa menggunakan<br />

pukulan tersebut. Pada malam itu, di bawah sinar rembulan, aku sebenarnya sudah bisa<br />

mengambil jiwanya dalam dua ratus jurus.<br />

Tapi sebab aku bertekad untuk membinasakannya dengan Pwee Hoa Pwee Yan, maka<br />

sesudah bertempur kurang lebih tiga ratus jurus, barulah aku berhasil. Huh! Huh!... itulah<br />

kejadian dua puluh tahun berselang.<br />

Cie Jiak bergidik. Entah mengapa, di dalam lubuk hatinya muncul perasaan kasihan terhadap<br />

soepeh yang berkhianat itu.<br />

Tiba-tiba Lok Thung Kek memukul-mukul pintu. “Hei! Sudah beres belum? teriaknya. “aku<br />

tidak bisa menunggu lagi.<br />

“Tak lama lagi, sahut Biat Coat. “kau tunggulah. Sesudah itu, ia berkata lagi di kuping<br />

muridnya. “Waktu sudah mendesak, kita tak dapat membicarakan lagi hal yang penting.<br />

Belakangan, Ie Thian Kiam dihadiahkan kepada Jie Lam Ong oleh kaisar Goan. Aku berhasil<br />

mencurinya dari gedung raja muda itu. Hanya sungguh sayang, aku terjebak dan pedang itu<br />

jatuh ke tangan Mo Kauw.<br />

“Bukan, membantah si murid. “Ie Thian Kiam dirampas oleh Tio Kouw Nio.<br />

Biat Coat mendelik. Sambil mengeluarkan suara di hidung, ia berkata. “Apa kau tidak tahu<br />

bahwa perempuan she Tio itu adalah kawannya si Kauw Coe Mo Kauw? Apa sampai pada<br />

detik ini kau masih tidak percaya perkataan gurumu?<br />

Nona Cioe memang tidak percaya, tapi ia tidak berani membantah lagi.<br />

“Cie Jiak, kau dengarlah, kata pula sang guru. “Dalam memilih kau sebagai Ciang Boen Jin,<br />

gurumu mempunyai suatu maksud yang dalam. Aku jatuh ke dalam tangan orang jahat,<br />

sehingga nama besarku yang didapat selama puluhan tahun musnah laksana disapu air. Aku<br />

sendiri memang tak sudi keluar dari menara ini dengan masih bernapas, penjahat cabul she<br />

Thio itu punya niatan tidak baik atas dirimu. Tapi menurut pendapatku, dia tidak akan<br />

mengambil jiwamu. Sekarang aku memerintahkan kau untuk berlagak membalas cintanya dan<br />

kemudian begitu mendapat kesempatan, kau rampas pedang Ie Thian Kiam. Golok To Liong<br />

To ada di tangan Cia Soen, ayah angkat penjahat she Thio itu. Biar bagaimana jua pun, bocah<br />

itu tidak akan membuka rahasia dimana adanya Cia Soen. Tapi di dalam dunia terdapat<br />

manusia yang bisa memaksa dia mengambil golok tersebut.<br />

Cie Jiak tahu, bahwa seorang manusai itu dimaksudkan dirinya sendiri. Ia kaget bercampur<br />

malu, girang bercampur takut.<br />

“Orang itu adalah kau sendiri, kata pula sang guru. Aku memerintahkan kau mengambil<br />

pulang pedang dan golok mustika itu dengan menggunakan kecantikanmu. Aku tahu, tindakan<br />

ini memang bukan tindakan seorang kesatria. Akan tetapi dalam usaha besar, orang tak perlu<br />

menghiraukan soal-soal remeh. Cobalah kau pikir, Ie Thian Kiam berada dalam tangan si<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 988

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!