20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

erempat haruslah bergandengan tangan pula dan melakukan sesuatu yg lebih hebat dan<br />

menggemparkan didalam dunia.”<br />

Cia Soen menghela napas, “In jieko dan Wie hantee belum tentu masih hidup,” katanya. “Apa<br />

pula Wie Han tee yg didalam badannya mengeram racun dingin. Mungkin sekali ia sekarang<br />

sudah tidak berada didalam dunia lagi.”<br />

“Kalau salah, dengan sejujurnya aku memberitahukan bahwa disini waktu Peh bie Eng ong<br />

dan Ceng ek Hok Ong berada di Kong Beng Teng.”<br />

“Di Kong Beng Teng? Perlu apa mereka datang di Kong Beng Teng?”<br />

“A lee telah melihat mereka dengan mata sendiri. A lee adalah cucu kandung dari In Hiantee.<br />

Ia dimarahi oleh ayahnya dan ayahnya mau <strong>membunuh</strong> dia, pertama kali aku yg<br />

menolongnya. Kedua kali ia ditolong Wie Hiantee yg membawanya ke Kong Beng Teng.<br />

Tapi ditengah jalan diam2 aku meramasnya. A lee coba kau ceritakan kepada Cia Kong2 cara<br />

bagaimana enam partai besar coba menyerang Kong beng teg.”<br />

Dengan ringkas Alee segera memutarkan apa yg diketahui olehnya. Tapi karena sebelum tiba<br />

di Kong Beng Teng ia sudah ditemukan dan dibawa pergi oleh Kim hoa popo, maka ia tidak<br />

tahu kejadian2 di puncak gunung itu.<br />

Makin mendengar Cia Soen jadi bingung, “Habis bagaimana? Habis bagaimana?” Ia bertanya<br />

tak henti2nya. Akhirnya ia teriak dengan penuh kegusaran. “Han hoe jin! Karena berebut<br />

kedudukan Kauw Coe kau tidak akur dengan saudara2 kita. Tapi pada waktu agama kita<br />

menghadapi bahaya bagaimana kau tega untuk berdiri dengan berpeluk tangan? Lihatlah In<br />

Jie ko Wie hianteeNgoi sian jin dan Ngo hen kie! Bukankah mereka semua datang di Kong<br />

Beng Teng untuk membantu?”<br />

“Tanpa To Liong to, aku hanya pecandu Biat Coat Loonie. Biapun datang di Kong Beng<br />

Teng, aku tak ada muka untuk bertempur melawan dia. Apa pula waktu aku kebetulan<br />

mendengar tempat sembunyianmu. Dengan tergesa2 aku serga berlayar ke Peng hwee to.”<br />

“Bagaimana kau tahu tempatku? Apakah orang Boe tong yg memberitahukan kepadamu?”<br />

“Bukan!” orang Boe tong tak tahu tempatmu.<br />

Waktu didesak Coei San duami istri lebih suka <strong>membunuh</strong> diri dari pada membuka rahasia.<br />

Orang Boe tong tak tahu tempat sembunyianmu. Baiklah, hari ini aku akan bicara terang2an.<br />

Di See hek aku bertemu dengan seorang yg bernama Boe Liat. Secara kebetulan kau<br />

mendengar pembicaraannya, dengan anak perempuan. Aku segera membekuk dia. Aku<br />

menyiksa dia dan sebab tak tahan siksaan dia membuka rahasia.”<br />

Sesudah berdiam beberapa saat, Cia Soen bertanya, “Bukankah orang she Boe itu pernah<br />

bertemu dengan anak Boe Kie. Hm.. dia tentu menipu anakku dan mengorek rahasiaku dari<br />

mulutnya.”<br />

Bukan main rasa malu Boe Kie. Ia ingat cara bagimana ia sudah ditipu Coe Tiang leng dan<br />

Coe Kioe Tin sehinga ia membuka rahasia. Kalau lantaran itu ayah angkatnya benar2 jadi<br />

celaka, biarpun mati berlaksa kali, ia tak bisa menebus dosa.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1048

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!