20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

girang. Mengapa kau berduka? Sebab ilmu silatku musnah? Apakah kau ingin aku<br />

menggunakan lagi ilmu iut untuk melakukan perbuatan2 berdosa?”<br />

“Giehoe benar,” kata si anak dengan suara perlahan.<br />

Cia Soen lalu menghampiri Kong boen dan berlutut. “Tee coe berdosa besar dan memohon<br />

Hong thio sudi menerima teecu sebagai murid,” katanya.<br />

Sebelum Kong boen menjawab, Touw Ok mendahului: “<strong>Mar</strong>i! Biar looceng saja yang<br />

mengambil kau sebagai murid.”<br />

“Teecu tidak berani mengharap begitu besar,” kata Cia Soen.<br />

Cia Soen berkata begitu sebab jika ia mengangkat Kong Boen sebagai guru, ia berada<br />

ditingkatan “goan” sedang jika ia mengambil kedudukan tingkatan “Kong” yang bersamaan<br />

tinggi denga Kong boen dan Kongtie.<br />

“Fui!” bentak Touw Ok. “Kong kosong. “Goan” juga sama kosongnya. Kau sungguh tolol!”<br />

Cia Soen tertegun, tapi ia lantas mendusin. “Guru kosong, murid kosong, tak ada dosa, tak<br />

ada mulia, tak ada jasa,” katanya.<br />

Touw Ok tertawa terbahak2. “Sekarang kau sudah menjadi anak murid kami,” katanya.<br />

“Kamu tak usah mengubah nama. Kau mengerti maksudku?”<br />

“Mengerti,” jawabnya. “Segala apa hanya merupakan bayangan kosong. Jangankan nama<br />

sedangkan tubuhpun pada hakekatnya sesuatu yang tak ada.”<br />

Cia Soen seorang yang “boen-boe-coan-cay” (paham surat dan silat). Sesudah mendapat<br />

petunjuk Touw Ok, ia segera dapat menangkan intisari dari pada pelajaran sang Budha.<br />

Belakangan ia menjadi salah seorang pendeta suci.<br />

Boe Kie menyaksikan dan mendengar itu semua dengan rasa girang tercampur duka.<br />

“<strong>Mar</strong>i!” kata Touw Ok akhirnya sambil menuntun tangan Cia Soen dan bersama kedua<br />

saudara seperguruannya, ia turun bukti. Kong-boen, Kong-tie, Boe Kie dan yang lain2<br />

memberi hormat dengan membungkuk. Tigapuluh tahun yang lalu Kim mo say ong<br />

melakukan perbuatan2 yang menggemparkan dunia Kang Ouw. Sekarang ia masuk di “pintu<br />

kosong”. Mengingat itu semua, banyak orang menghela napas dengan rasa terharu.<br />

Sesudah ketiga pendeta dan Cia Soen berlalu sambil merangkap kedua tangannya, Kong Boen<br />

berkata. “Kami merasa malu, bahwa berhubung dengan terjdinya pengkhianatan kami tak bisa<br />

melayani para enghiongnya secara pantas. Sekarang kita berkumpul. Entah kapan kita bisa<br />

berkumpul pula. Mengingat itu kami memberanikan diri untuk mengundang kalian guna<br />

mengaso sehari dua hari dikuil kami.”<br />

Bersama tuan rumah, para tamu lantas saja kembali ke kuil siauw lim sie, dimana sudah<br />

disediakan makanan cia cay. Sesudah itu diadakan sembahyang untuk rohnya orang2 gagah<br />

yang membuang jiwa dalam pertempuran.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1398

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!