20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sampai urat2nya, terpeta nyata diatas potongan emas itu. Walaupun emas lebih lembek dari<br />

pada besi atau tembaga, tapi te<strong>naga</strong> jari tangan itu, yang disertai dengan Lweekang yang<br />

sangat dahsyat benar2 mengejutkan. Sambil mengawasi emas itu dengan mulut ternganga, ia<br />

berkata dalam hatinya "Boe tong Cip hiap sungguh2 lihay. Didalam Siau lim pay mungkin<br />

hanya satu dua Soe siok yang mempelajari Kim kong cie, yang mempunyai kepandaian<br />

seperti itu."<br />

Melihat pemimpin mengawasi potongan emas itu dengan bengong, Ciok Piauw tauw ber kata:<br />

"Cong piauw-tauw, murid2 Boe tong agak tak tahu adat. Sesudah bertemu muka, mereka<br />

sama sekali tidak memperkenalkan diri dan juga tidak menanyakan she dan nama kita. Dari<br />

tempat yang jauhnya ribuan kita datang kesini. Tapi mereka merasa tak perlu untuk<br />

mengundang kita bersantap atau menginap semalaman datam kuil mereka. Sebagai sesama<br />

orang Rimba Persilatan, sikap mereka sangat tidak manis."<br />

Didalam hati, memang Touw Tay Kim me rasa sangat tak puas akan sikap orang2 itu, hanya<br />

ia tak mengatakan terang2an. Maka itu mendengar perkataan rekannya, ia seera berkata<br />

dengan suara tawar: "Dengan adanya mereka, kita bisa menghemat te<strong>naga</strong>. Baiklah ada<br />

baiknya juga?"<br />

"Disamping itu, aku sebenarnya agak tak enak jika orang2 Siauw-lim-pay mesti masuk<br />

kedalam kuil Boe tong-pay. Jie-wie Hiantee marilah kita berangkat pulang!"<br />

Dalam perjalanan itu, meskipun tidak menemui, halangan Liong boen Piauw-kiok telah dihina<br />

orang. Bahwa Boe-tong Liok-hiap sudah tidak mamperkenalkan diri, merupakan tanda bahwa<br />

mereka tak memandang sebelah mata kepada Piauw kiok itu. Semakin memikir Touw Tay<br />

Kim jadi semakin mendongkol dan diam2 ia menghitung cara bagaimana sakit hati itu bisa<br />

dibalasnya.<br />

Dalam perjalanan pulang itu sedang sipemimpin diliputi dengan kemasgulan, para Piauw<br />

tiauw dan pegawai bergirang2. Sesudah capai sepuluh hari dan sepuluh malam, Liong boen<br />

Piauw-kiok bisa mengantongi duaribu tail emas dan Cong piauw tiauw mereka yang terbuka<br />

tangannya, sudah pasti akan memberi hadiah besar.<br />

Diwaktu magrib, mereka sudah melewati Song kengcoe. Melihat Touw Tay Kim masih<br />

berduka Ciok piauw-touw berkata: "Cong-piauw, jangan kau terlalu jengkel. Gunung tinggi<br />

dan air panjang dilain hari dalam dunia Kangouw, kita pasti akan bisa berpapasan<br />

lagi dengan mereka. Hm! Berapa lama Boe tong Cit-hiap bisa mempertahankannya ?"<br />

Touw Tay kim menghela napas. Ciok Hiante katanya. "Ada suatu hal yang sangat dibuat<br />

menyesal olehku."<br />

"Hal apa ?" tanyanya.<br />

Baru saja ia berkata begitu, disebelah belakang tiba2 terdengar suara kaki kuda. Tindak kuda<br />

itu tidak begitu gencar, malah boleh di katakan perlahan, tapi heran sungguh, semakin lama<br />

kedengarannya semakin dekat. Semua orang lantas saja menengok kebelakang. Ternyata kuda<br />

itu mempunyai kaki yang amat panjang sedang bendanyapun kira2 dua kaki lebih tinggi<br />

daripada kuda biasa, dengan kaki yang panjang langkahnya sangat lebar, sehingga biarpun<br />

larinya tak terlalu cepat, jarak yang dicapai lebih jauh daripada kuda biasa, bukan saja<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 97

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!