20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Waktu melihat cincin itu di tangan Tan Yoe Liang, aku bingung bukan main. Kukuatir akan<br />

keselamatanmu. Kalau punya sayap, aku tentu sudah terbang waktu itu juga. Cie Jiak, siapa<br />

yang memulangkannya kepadamu?”<br />

“Song Ceng Soe Siauw hiap.”<br />

Mendengar disebutkannya nama Song Ceng Soe, jantung Boe Kie memukul keras. “Song<br />

Ceng Soe sangat baik terhadapmu bukan?” tanyanya.<br />

“Mengapa kau menanya begitu?” menegas si nona. Ia menangkap nada luar biasa dalam suara<br />

tunangannya.<br />

“Tak apa2,” jawabnya. “Kutahu bahwa Song Soeko sangat mencintai kau. Dia rela<br />

mengkhianati partai dan ayah kandung sendiri. Dia bahkan rela <strong>membunuh</strong> paman<br />

seperguruan sendiri. Tak usah dikatakan lagi, terhadapmu dia baik luar biasa.”<br />

Cie Jiak menengadah dan sambil mengawasi sang rembulan yang baru muncul di sebelah<br />

timur, ia berkata dengan suara perlahan. “Jika perlakuanmu terhadapku separuh saja dari<br />

perlakuannya, aku sudah merasa sangat puas.”<br />

“Aku bukan Song Soeko. Jika untukmu aku harus melakukan perbuatan put hauw dan put gie<br />

(tidak berbakti dan tidak mengenal persahabatan), biar bagaimanapun jua aku takkan dapat<br />

melakukannya.<br />

“Untukku tak bisa melakukan segala apa. Di pulau kecil kau pernah bersumpah akan<br />

<strong>membunuh</strong> perempuan siluman itu, guna membalas sakit hatinya In Kouwnio. Tapi setelah<br />

bertemu muka, kau melupakan semua sumpahmu.”<br />

“Cie Jiak, manakala terbukti bahwa To Liong to dan Ie thian kiam dibawa oleh Tio Kouwnio<br />

dan piauwmoay dibinasakan olehnya, aku pasti takkan mengampuninya. Tapi apabila tak<br />

berdosa, aku tentu tak mengambil jiwanya. Meskipun sekali aku khilaf dalam mengucapkan<br />

sumpah itu.”<br />

Cie Jiak membungkam.<br />

“Mengapa kau diam saja? Apa aku salah?” tanya Boe Kie.<br />

“Tidak!” jawabnya. “Aku sendiri sedang memikiri sumpahku sendiri yang diucapkan di<br />

hadapan Soehoe di menara Ban hoat sei. Aku merasa sangat menyesal bahwa waktu<br />

menerima lamaranmu, aku tak memberitahukan sumpah itu kepadamu secara terangterangan.”<br />

Boe Kie terkejut. “Kau… kau… sumpah apa?” tanyanya.<br />

“Di hadapan Soehoe, aku telah bersumpah bahwa jika di hari kemudian aku menikah dengan<br />

kau, maka roh kedua orang tuaku takkan mendapat ketenteraman di dunia baka, bahwa roh<br />

Soehoe akan menjadi setan jahat yang akan terus menggangguku, bahwa anak cucuku akan<br />

menjadi manusia2 hina, yang lelaki menjadi budak, yang perempuan menjadi pelacur!”<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1217

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!