20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

“Giehoe tak akan berlaku sungkan terhadapmu,” kata Boe Kie. “Menemui Giehoe berarti<br />

mengantarkan jiwa.”<br />

“Giehoemu kejam, tapi ia tidak setolol kau. Di samping itu, apabila Giehoemu <strong>membunuh</strong><br />

aku, bukankah dengan demikian sakit hati piauw moaymu jadi terbalas impas?”<br />

“Tolol apa aku? Aku hanya tak ingin kau menemui Giehoe.”<br />

“Thio Boe Kie, kau memang tolol. Kau tak rela mengorbankan aku. Kau tak ingin ayah<br />

angkatmu <strong>membunuh</strong> aku. Bukankah begitu?”<br />

Muka Boe Kie berubah merah. “Jangan rewel!” bentaknya. “Sebaiknya kau menyingkir jauh<br />

jauh dari kami. Jika tidak, aku mungkin tak dapat menguasai diriku lagi dan akan mengambil<br />

jiwamu.”<br />

Setindak demi setindak Tio Beng mendekati. “Aku mesti ajukan beberapa pertanyaan kepada<br />

Cia Tayhiap dan Cioe Kouwnio,” katanya dengan suara sungguh sungguh. “Aku tak berani<br />

bicara jelek di belakang orang. Aku akan menanyakan seterang terangnya secara berhadap<br />

hadapan.”<br />

“Pertanyaan apa yang kau akan ajukan?”<br />

“Kau akan segera tahu. Aku sendiri berani menempuh bahaya, mengapa kau berbalik<br />

ketakutan?”<br />

Boe Kie kelihatannya sangat bersangsi. Lewat beberapa saat, barulah dia berkata, “Kau harus<br />

ingat, bahwa kaulah yang memaksa. Jika Gie hoe turunkan tangan jahat, tak dapat aku<br />

menolong kau.”<br />

“Kau tak usah terlalu kuatir,” kata si nona.<br />

Tiba tiba Boe Kie naik darahnya. “Berkuatir?” ia mengulang. “Huh.. huh!.. Menurut pantas<br />

aku harus segera mengambil jiwamu.”<br />

“Hayolah!” si nona menantang sambil tertawa.<br />

Boe Kie mengeluarkan suara di hidung. Tanpa meladeni lagi, ia segera menuju ke kota<br />

dengan tindakan lebar, diikuti oleh Tio Beng dari belakang. Waktu hampir tiba di kota, Boe<br />

Kie menghentikan tindakannya dan menengok ke belakang. “Tio Kouwnio,” katanya, “aku<br />

pernah berjanji untuk melakukan tiga pekerjaan untukmu. Yang pertama mencari To liong to.<br />

Janji ini sudah dipenuhkan olehku. Masih ada dua. Jika kau menemui Giehoe, jiwamu pasti<br />

melayang. Kau pergilah! Aku ingin memenuhi janjiku itu dan sesudah terpenuhi, barulah kau<br />

pergi menemui Gie hoe.”<br />

Si nona tertawa geli. “Thio Boe Kie,” katanya dengan suara bahagia. “Kau hanya mencari cari<br />

alasan supaya Giehoemu jangan sampai membinasakan aku. Kutahu, kau tak tega<br />

mengorbankan aku.”<br />

“Kalau aku tak tega, mau apa kau?” kata Boe Kie dengan suara aseran.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1160

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!